Kondisi psychotic break merupakan kambuhnya gejala psikologis yang dialami penderitanya.
Bentuk gangguan tersebut berupa gangguan berpikir, persepsi, dan berbagai jenis lainnya.
Melansir NAMI (National Alliance on Mental Illness), Charles Larrauri, seseorang yang pernah menderita psychotic break menceritakan bahwa ia mengalami penurunan produktivitas secara tiba-tiba akibat gangguan psychotic break.
Baca Juga: Selain Mendengarkan Musik, Lakukan Cara Ini untuk Meredakan Stres
Dapat terjadi secara tiba-tiba, sebenarnya ada beberapa tanda yang mungkin dapat berpotensi membuatmu mengalami gangguan mental ini.
Namun, tak banyak orang yang mengenali gejalanya hingga mencapai titik krisis.
“Psikosis bisa terlihat berbeda bagi banyak orang,” kata Chantel Garrett, pendiri daru Partners for StrongMinds (P4SM).
"Tetapi, di awal perkembangan psikosis, seseorang cenderung menarik diri dari keluarga dan jaringan sosialnya."
Selain itu, Chantel juga mengatakan tanda-tanda lain psychotic break, yakni: kesulitan tidur, kesulitan memahami perkataan seseorang, mendengar dering atau suara, serta mencium hal-hal yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain.
Psikosis adalah gejala dan hal itu bersifat sementara.
Baca Juga: Ingin Melakukan Detoksifikasi Digital? Lakukan dengan 3 Cara Ini
Namun, jika tidak ditangani lebih awal, hal ini dapat berkembang menjadi pengalaman yang lebih parah, termasuk halusinasi dan delusi.
Psikosis juga bisa menjadi tanda dari kondisi kesehatan mental tertentu, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar.