Lady Gaga Ungkap Alami Psychotic Break Pasca Pemerkosaan, Apa Itu?

Firdhayanti - Minggu, 23 Mei 2021
Lady Gaga
Lady Gaga news18.com

Parapuan.co - Baru-baru ini, musisi Lady Gaga menceritakan pengalamannya saat ia mendapatkan kekerasan seksual di usia 19 tahun.

Penyanyi 'Stupid Love' tersebut menceritakan pengalaman pahit itu dalam acara Pangeran Harry dan Oprah Winfrey, yakni The Me You Can't See, yang merupakan dokuseri Apple TV +. 

Lady Gaga bercerita tentang gangguan mental psychotic break setelah produser musik yang memperkosanya lalu meninggalkannya hamil saat dia masih remaja.

Baca Juga: Tidak Selalu Buruk, Ini Manfaat Menyendiri bagi Kesehatan Mental

Seperti yang diwartakan The Cut, ini bukan pertama kalinya Lady Gaga mengungkapkan pengalamannya.

Pada tahun 2014, pemain film A Star Is Born (2018) itu pernah menceritakannya dalam sebuah acara pagi yang dipandu oleh Howard Sten. 

Dua tahun setelahnya, Lady Gaga didiagnosis mengalami gangguan stres pasca trauma atau yang biasa dikenal dengan post traumatic stress disorder (PTSD) 

Akibat gangguan mental ini, Lady Gaga juga membatalkan tur untuk tahun berikutnya pada 2018. 

Sebelum ia menderita PTSD, Lady Gaga mengatakan bahwa ia pernah menderita gangguan mental psychotic break selama beberapa tahun sebelumnya. 

Lantas, gangguan mental seperti apa sih psychotic break itu? 

Terjadi Tiba-Tiba

Bagi orang awam, istilah ini tak terdengar akrab di telinga kita. Namun, di dunia psikologi sendiri, khususnya para penderita gangguan psikotik, hal ini begitu akrab. 

Kondisi psychotic break merupakan kambuhnya gejala psikologis yang dialami penderitanya.

Bentuk gangguan tersebut berupa gangguan berpikir, persepsi, dan berbagai jenis lainnya. 

Melansir NAMI (National Alliance on Mental Illness), Charles Larrauri, seseorang yang pernah menderita psychotic break menceritakan bahwa ia mengalami penurunan produktivitas secara tiba-tiba akibat gangguan psychotic break

Baca Juga: Selain Mendengarkan Musik, Lakukan Cara Ini untuk Meredakan Stres

Dapat terjadi secara tiba-tiba, sebenarnya ada beberapa tanda yang mungkin dapat berpotensi membuatmu mengalami gangguan mental ini. 

Namun, tak banyak orang yang mengenali gejalanya hingga mencapai titik krisis. 

“Psikosis bisa terlihat berbeda bagi banyak orang,” kata Chantel Garrett, pendiri daru  Partners for StrongMinds (P4SM). 

"Tetapi, di awal perkembangan psikosis, seseorang cenderung menarik diri dari keluarga dan jaringan sosialnya."

Selain itu, Chantel juga mengatakan tanda-tanda lain psychotic break, yakni: kesulitan tidur, kesulitan memahami perkataan seseorang, mendengar dering atau suara, serta mencium hal-hal yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain. 

Psikosis adalah gejala dan hal itu bersifat sementara.

Baca Juga: Ingin Melakukan Detoksifikasi Digital? Lakukan dengan 3 Cara Ini

Namun, jika tidak ditangani lebih awal, hal ini dapat berkembang menjadi pengalaman yang lebih parah, termasuk halusinasi dan delusi.

Psikosis juga bisa menjadi tanda dari kondisi kesehatan mental tertentu, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar. 

Stres Jadi Faktornya

Banyak faktor yang dapat menyebabkan psikosis, termasuk genetika, trauma, penggunaan zat, penyakit fisik, cedera, atau kondisi kesehatan mental.

Namun, hingga kini masih dicari bagaimana perkembangan dari psikosis ini.

“Apa yang kami ketahui adalah bahwa selama episode psikosis, otak pada dasarnya berada dalam kondisi stres yang berlebihan,” kata Chantel. 

Baca Juga: Kerap Merasa Putus Asa Ternyata Bisa Diatasi dengan Cara Berikut Ini, Lo!

Stres dapat disebabkan oleh apa saja, termasuk kesehatan fisik yang buruk, kehilangan, trauma, atau perubahan besar dalam hidup lainnya.

Ketika stres terjadi dalam waktu yang sering, hal itu dapat memengaruhi kondisi fisik maupun mental.

"Ketika otak tidak dapat lagi secara efektif memproses tingkat stres tertentu, pemrosesan informasi dan emosi terpengaruh, yang mengakibatkan kesulitan dalam memahami kenyataan," jelas Chantel. 

Meskipun tak menutup kemungkinan mengalami gangguan psikosis, pengelolaan stres yang baik tetap dibutuhkan. 

Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui kondisi tubuh dan mental kita ya, Kawan Puan. (*)

Sumber: The Cut,nami.org
Penulis:
Editor: Linda Fitria

Anak Perempuan Usia Remaja Rentan Terserang Lupus, Ini Penjelasan Dokter