Parapuan.co - Pandemi Covid-19 memberikan duka bagi anak-anak. Mereka yang seharusnya masih mendapatkan perhatian dan bimbingan orang tua, kehilangan harapan tersebut.
Banyak anak-anak yang menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal akibat terpapar virus Covid-19. Kesedihan tentu saja dimiliki oleh mereka.
Tak hanya itu, mereka juga akan terkejut dengan keadaan yang tiba-tiba berubah.
Baca Juga: Tidak Sulit Kok Kalau Kamu Mau Mulai Memaafkan Diri Sendiri, Berikut Caranya
Bagi anak-anak, mereka belum memahami apa itu kematian. Namun untuk anak berusia remaja, mereka akan memahami betapa sakitnya ditinggal oleh orang yang sangat disayangi.
Keadaan tersebut jelas membuat anak merasa kesepian dan terlihat begitu menyedihkan.
Namun, kesedihan tersebut menjadi lebih baik berkat peran kerabat atau keluarga dari orang tuanya.
Melansir dari Indianexpress.com, kerabat dan keluarga besar dapat membantu anak-anak saat kehilangan orang tua mereka agar kembali pulih.
Dalam keadaan ini seorang anak menjadi yatim piatu karena pandemi Covid-19.
Kerabat dapat turun tangan untuk menghibur dan memberikan kasih sayang pada mereka.
"Meskipun keluarga dekat tidak dapat melindungi anak dari rasa sakit, namun mereka dapat memfasilitasi anak-anak untuk merasa aman," ujar Kanchan Rai, pelatih kesehatan mental dan emosional, pendiri Let Us Talk.
Kanchan juga mengatakan bahwa kerabat dapat membantu anak-anak untuk menjaga kesehatan mental mereka.
Tak jarang setelah anak-anak kehilangan orang tuanya, mereka akan larut dalam kesedihan dan mengalami depresi. Keadaan ini dapat mengganggu kesehatan mental mereka.
Baca Juga: Mengenal Pentingnya Batasan dalam Hubungan dan Kapan Kita Membutuhkannya
Cara untuk membantu mereka agar pulih adalah dengan menemani dan tidak mengucapkan belasungkawa.
“Hindari berbelasungkawa kepada anak-anak secara berlebihan, karena hal tersebut hanya akan merekonstruksi kesedihan pada dirinya," tambah Kanchan.
Langkah efektif yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak anak-anak berdiskusi dan biarkan mereka mengungkapkan perasaannya.
Selain itu juga kerabat bisa mendorong mereka untuk melakukan aktivitas normal.
Dr. Debmita Dutta, konsultan parenting dan pendiri Whatparentsask.com juga mengatakan bahwa memberikan dukungan pada anak membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Tetap terhubung dengan anak itu yang paling penting. Anak-anak membutuhkan dukungan konstan setidaknya selama dua tahun pertama," jelas Dr. Debmita. (*)