Parapuan.co - Sebagai manusia, wajar jika kita menginginkan validasi dari orang lain atas pencapaian, pilihan hidup, atau pendapat kita.
Hal ini tidak bisa disalahkan karena sejak kecil kita sudah terbiasa berharap pujian dan validasi dari orang lain.
Bayangkan saja saat kita berhasil melakukan sesuatu yang baru atau berhasil mendapatkan nilai baik di sekolah, kita cenderung mengharapkan pujian dan perhatian dari orang tua, guru, dan teman-teman sebaya.
Validasi dari orang lain sangat membantu meningkatkan kepercayaan diri kita dan memberikan peluang untuk membuka kesempatan baru.
Namun, jika kita terlalu bergantung pada validasi orang lain, kita akan mudah untuk merasa tidak berguna saat kita kehilangan validasi tersebut.
Sering kali, kita memaksakan diri sendiri demi validasi orang lain hingga lupa bahwa validasi terpenting berasal dari diri sendiri.
Apa Itu Validasi Diri?
Melansir dari Psychology Today, validasi diri berarti menerima pengalaman, pikiran, dan perasaan kamu sepenuhnya.
Baca Juga: Maksimalkan 6 Aspek Kehidupan Ini Agar Hidup Bisa Lebih Bahagia
Validasi diri bukan berarti kita menganggap diri sendiri selalu benar. Validasi diri biasanya memunculkan memiliki pikiran yang yang tidak mencerminkan nilai-nilai baik.
Apabila perasaan tersebut muncul, maka kamumu tidak harus membenarkannya tetapi cukup hanya menerima.
Sadari bahwa dirimu sedang berproses dan segala yang kamu pikirkan adalah bagian dari proses tersebut.
Jika kamu melawan pikiran dan perasaan dan selalu menghakimi diri sendiri, kamu dapat memantik gangguan emosional.
Kamu juga akan merasa tersesat dan kehilangan jati diri sendiri. Oleh karena itu melakukan validasi pikiran dan perasaan akan sangat membantu dalam menenangkan diri.
Manfaat lain dari validasi pikiran adalah Kawan Puan akan lebih mudah untuk mengelola pikiran dan perasaan.
Kamu akan menerima dan lebih memahami diri sendiri. Pada akhirnya hal ini akan mengarahkan pada kepercayaan diri yang lebih kuat.
Saat sudah dapat memvalidasi diri sendiri, kamu akan merasakan kenyamanan, keberanian, dan kebijaksanaan dalam dirimu.
Belajar untuk memvalidasi diri sendiri tidaklah mudah. Menyadari pikiran dan perasaan di dirimu adalah kunci dari validasi diri.
Untuk mencapai validasi diri sendiri, diperlukan refleksi diri yang cukup intens.
Merefleksikan diri berarti evaluasi dan proyeksi diri di masa mendatang. Dalam validasi diri, refleksi yang akurat dan jujur dapat membantu proses penerimaan.
Kamu bisa merenungkan apa yang memicu emosi dan kapan peristiwa yang memicu tersebut terjadi.
Baca Juga: Yuk, Berhenti Ucapkan 4 Kalimat Ini agar Hidup Bahagia dan Tidak Stres
Saat melakukan refleksi diri, Kawan Puan bisa tahu lebih dalam bagaimana tubuh merespon emosi dan pikiran tersebut. Tidak jarang, refleksi diri dianggap sebagai ajakan untuk bercermin.
Bercermin dalam hal ini berarti mengamati dan mengenal apa yang kamu lihat pada dirimu sendiri.
Ketika mulai mengamati dan mengenal emosi serta pikiran, kamu tidak boleh menafsirkan, menebak, atau membuat asumsi.
Belajar Menerima Diri Sendiri
Melakukan refleksi diri memang tidak mudah tetapi Kawan Puan akan belajar untuk menerima diri sendiri sepenuhnya.
Selain sebagai penerimaan, refleksi diri juga dapat berarti memproyeksikan diri sendiri di masa depan.
Maka, saat melakukan praktik refleksi diri, pikiran buruk tentang diri sendiri sebaiknya disingkirkan.
Beri dukungan dengan pikiran positif agar proses penerimaan dapat menghasilkan kepercayaan diri bagi dirimu.
Validasi diri adalah salah satu langkah penting untuk hidup dengan kesehatan mental dan emosi yang baik dan terus berkembang.
Berlatih dengan refleksi diri dapat membantu proses validasi dirimu lebih mudah.
(*)
Baca Juga: Tak Selalu Buruk! Kenali 4 Sisi Positif dari Sifat Pemberontak, Yuk