Parapuan.co - Untuk orang tua yang sudah mulai memasuki usia lanjut mungkin harus lebih memperhatikan kesehatan.
Memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh penting untuk para lanjut usia (lansia).
Selain itu juga harus diimbangi dengan berolahraga.
Sabtu, 29 Mei 2021 lalu diperingati menjadi Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2021.
Sensus Penduduk tahun 2020 mencatat jumlah lansia di Indonesia mencapai 26,82 juta jiwa atau sekitar 9,92% dari keseluruhan penduduk di Indonesia.
Sementara PBB juga merilis data bahwa Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak ke-8 di dunia.
Dengan demografi penduduk lansia yang begitu besar, wajar jika kondisi kesehatan, potensi ekonomi, keadaan sosial, dan akses penduduk lansia terhadap berbagai perlindungan serta pemberdayaan bagi peningkatan kualitas hidupnya menjadi penting untuk diperhatikan.
Bertambah tua adalah pasti, serta bagian normal dari kehidupan dan penuaan memang akan mempengaruhi setiap orang secara fisik dan mental.
Baca Juga: Lansia Tak Selalu Identik dengan Penyakit, Jaga Diri dan Tetap Aktif di Usia Lanjut dengan Hal Ini
Apalagi di masa sekarang ini, masyarakat juga menghadapi ancaman penuaan dini akibat paparan radikal bebas.
Boy Sinaga, Business Unit Coordinator General Adult Nutrition KALBE Nutritionals menggarisbawahi pentingnya pemberian nutrisi setiap hari dan olahraga yang tepat bagi warga lansia.
“Seiring bertambahnya usia, lansia mulai kehilangan kemampuan menangkal radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh, sehingga mempercepat proses penuaan, yang diikuti juga mulai menurunnya fungsi berbagai organ tubuh. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi aktivitas lansia sehari-hari," ujar Boy Sinaga, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN pada Minggu (30/5/2021).
"Pentingnya nutrisi harian dan olahraga yang tepat sehingga para lansia dapat terus aktif dan sehat. Nutrisi yang tepat, terutama pada usia lanjut, membantu pemeliharaan kesehatan dan mengurangi kemungkinan timbulnya penyakit kronis, memberikan kontribusi terhadap vitalitas dalam aktivitas sehari-hari, energi, dan suasana hati, serta membantu mempertahankan kemandirian fungsional,” tambahnya.
Mengingat kondisi kesehatan lansia yang rentan terserang penyakit, perilaku sehat seperti mengonsumsi nutrisi harian yang berimbang, rajin berolahraga, serta tidak merokok, perlu diterapkan.
dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD, PhD, selaku Wakil Menteri Kesehatan RI yang turut memberikan sambutan pada acara ini, mengajak masyarakat memberi perhatian khusus pada peningkatan jumlah penduduk lansia di Indonesia.
“Dalam waktu hampir lima dekade, persentase lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat (1971-2020), yakni menjadi 9,92 persen (26 juta-an) di mana lansia perempuan sekitar satu persen lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki (10,43 persen berbanding 9,42 persen). Dibutuhkan perhatian yang cukup tinggi dari seluruh elemen masyarakat terkait hal ini, karena lansia cenderung membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar mereka, mengingat hidup mereka lebih berisiko, bahkan cenderung termarginalkan,” ungkap dr. Dante.
Nutrisi yang tepat akan berdampak besar pada kesehatan fisik dan kesejahteraan para lansia.
Baca Juga: Vaksinasi untuk Lansia 50 Tahun ke Atas Akhirnya Mulai, Cara Daftarnya Tidak Rumit!
Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa kebutuhan nutrisi berbeda-beda tergantung usia seseorang.
Seperti halnya balita yang memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan remaja, kebutuhan gizi untuk lansia pun berbeda dengan kebutuhan orang dewasa yang lebih muda.
Makan sehat bagi lansia tidak hanya berkontribusi pada kesehatan fisik, tetapi juga memiliki pengaruh besar pada memori dan fungsi mental.
Inilah mengapa nutrisi untuk lansia sangat penting dan bagaimana memastikan lansia menerima nutrisi yang cukup.
Pada acara yang sama, dr. Lazuardhi Dwipa, SpPD-KGER, Dokter Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri mengingatkan bahwa pada kelompok usia geriatri terdapat risiko terjadi kerentaan/kerapuhan.
“Kerentaan merupakan proses yang sejalan dengan menurunnya kapasitas fungsi tubuh pada proses menua. Kerentaan pada lansia biasanya memiliki setidaknya 3 dari 5 ciri-ciri," jelas dr. Lazuardhi yang juga merupakan staf pengajar di Universitas Padjajaran ini.
Menurut dr. Lazuardhi, berikut lima ciri kerentanan menurunnya fungsi tubuh pada proses penuaan.
- kelemahan otot rangka (sarkopenia),
- merasa lelah sepanjang waktu (depresi),
- banyak penyakit menahun (>2 tahun),
- terdapat penurunan performa fisik,
- serta adanya malnutrisi.
Tata laksana untuk mengatasi kerentaan pada kelompok geriatri adalah memastikan asupan kalori dan protein cukup dan suplementasi gizi bila diperlukan, olahraga penguatan otot dan stamina, serta kelenturan.
Penting juga dilakukan program pencegahan jatuh, suplementasi vitamin D, dan penyakit menahun dikelola dengan baik, serta mencegah efek tidak baik banyaknya obat (polifarmasi).
Nutrisi harian penting untuk lansia agar bisa menangkal radikal bebas, mendukung fungsi organ agar dapat bekerja dengan optimal, membantu menjaga massa otot, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Untuk ini, lansia bisa memilih makanan dengan kandungan protein, serat, antioksidan, vitamin, mineral, Omega 3 dan Omega 6.
Serta jangan lupa untuk menjaga asupan nutrisi yang rendah laktosa agar tidak mengganggu kondisi pencernaan dan juga rendah gula.
Buah zaitun juga mengandung antioksidan dan anti inflamasi alami, meningkatkan kesehatan kulit dan memperlambat penuaan, mencegah kanker, mendukung kesehatan tulang dan melawan osteoporosis, membantu menjaga kesehatan kardiovaskuler, membantu menjaga kelancaran peredaran darah, menangkal radikal bebas, dan memperlambat proses penuaan dini.
Selain pentingnya asupan nutrisi, hal lain yang perlu diperhatikan untuk menjaga lansia tetap sehat adalah dengan memperhatikan aktivitasnya.
Bertambahnya usia memang tak terelakkan dan membuat terjadinya perlambatan pada mobilitas lansia.
Namun hal ini tidak berarti mereka harus berhenti aktif.
Menjaga tubuh tetap sehat dan bugar di masa tua adalah suatu hal yang penting dan baik untuk kesehatan fisik maupun emosional, dan jika kita merawat orang tua atau kerabat yang berusia lanjut, menemukan cara untuk membuat mereka tetap aktif dan sehat adalah langkah positif dalam merawat mereka.
Tetap aktif dapat membantu mempertahankan kemandirian pada lansia, serta membantu menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes, depresi, atau demensia - semua kondisi yang terkait dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Baca Juga: Waspada, Covid-19 Meningkatkan Risiko Infeksi Jamur Hitam Seperti yang Terjadi di India
dr. Antonius Andi Kurniawan, SpKO, dokter spesialis kedokteran olahraga menambahkan hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga lansia tetap sehat dan fit adalah olahraga.
“Olahraga merupakan salah satu pelengkap di samping dari nutrisi untuk lansia agar mereka bisa tetap aktif dan fit sehari-hari. Meskipun ada kekhawatiran seputar lansia yang berolahraga, manfaat kesehatan dari gaya hidup aktif jauh lebih besar daripada risikonya," terang dr. Andi.
"Memang benar bahwa lansia mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dan pulih dari cedera, tetapi lansia disarankan untuk melakukan olahraga intensitas ringan agar mereka tetap kuat dan aktif. Lansia memerlukan 30 menit setiap hari untuk melakukan olahraga, dimana kombinasi gerakannya bisa untuk fleksibilitas, kardio, kekuatan otot dan keseimbangan,” lanjutnya. (*)