Pedofilia: Pengertian, Gejala, dan Cara Mencegah Pelecehan Seksual Pada Anak

Ericha Fernanda - Kamis, 3 Juni 2021
Ilustrasi seorang perempuan.
Ilustrasi seorang perempuan. RODNAE

Parapuan.co - Ketertarikan dan orientasi seksual setiap orang berbeda-beda ya, Kawan Puan.

Tapi, terdapat perilaku seksual yang menyimpang dan menyasar anak-anak di bawah umur atau usia sekolah, yaitu pedofilia.

Pedofilia adalah ketertarikan seksual yang berkelanjutan pada anak-anak prapubertas.

Baca Juga: Bahaya! Ini Tanda-Tanda Anak Mengalami Sexual Grooming, Apa Saja?

Ini dianggap sebagai parafilia, suatu kondisi di mana gairah dan kepuasan seksual seseorang bergantung pada fantasi dan terlibat dalam perilaku seksual yang atipikal dan ekstrem.

Pedofilia didefinisikan sebagai fantasi, dorongan seksual, atau perilaku seksual yang berulang dan intens yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak-anak dan praremaja.

Mereka umumnya berusia 13 tahun atau lebih muda.

Pedofil lebih sering terjadi kepada laki-laki dan dapat tertarik pada salah satu atau kedua jenis kelamin.

Mengutip Psychology Today, gangguan pedofilia dapat didiagnosis pada orang yang bersedia mengungkapkan parafilia ini.

Serta pada orang yang menyangkal ketertarikan seksual pada anak-anak tetapi menunjukkan bukti objektif pedofilia.

Agar kondisi tersebut dapat didiagnosis, seseorang harus bertindak berdasarkan dorongan seksual mereka.

Selain itu, mengalami tekanan yang signifikan atau kesulitan interpersonal sebagai akibat dari dorongan atau fantasi mereka.

Tanpa dua kriteria ini, seseorang mungkin memiliki orientasi seksual pedofilia tetapi bukan gangguan pedofilia.

Gejala Pedofilia

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi Kelima (DSM-5), berikut ini gejala pengidap pedofila yang sering terjadi.

1. Fantasi, dorongan, atau perilaku seksual yang berulang dan intens dan melibatkan aktivitas seksual dengan anak praremaja.

Umumnya usia 13 tahun atau lebih muda, dan aktif secara seksual selama minimal 6 bulan.

Baca Juga: Waspada! Anak dan Remaja Rentan Menjadi Korban Sexual Grooming

2. Dorongan seksual ini telah ditindaklanjuti atau telah menyebabkan penderitaan yang signifikan, dan gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya.

3. Pelaku pedofilia setidaknya berusia 16 tahun, dan minimal 5 tahun lebih tua dari anak dalam kategori pertama.

Namun, ini tidak termasuk seorang individu di masa remaja akhir yang terlibat dalam hubungan seksual berkelanjutan dengan anak berusia 12 atau 13 tahun.

Cara Mencegah Pelecehan Seksual

Karena pedofilia menyasar anak-anak dan praremaja, Kawan Puan sebagai orang tua, kakak, atau atau memiliki kerabat perempuan yang masih anak-anak penting untuk mengedukasi terkait cara mencegah pelecehan seksual.

Melansir Child Mind Institute, berikut ini cara mengajarkan kepada anak-anak untuk mencegah perilaku pedofil.

1. Bicarakan tentang bagian tubuh sejak dini.

Sebutkan bagian-bagian tubuh dan bicarakan sejak dini.

Gunakan nama yang tepat untuk bagian tubuh, atau setidaknya ajari anak kata-kata yang sebenarnya untuk bagian tubuh mereka.

Sehingga, ketika anak mengetahui artinya dapat membantu mereka berbicara dengan jelas jika sesuatu yang tidak pantas telah terjadi.

Baca Juga: Apa Itu Sexual Grooming yang Disebut Kekerasan Seksual dengan Pendekatan Manipulatif?

2. Ajari anak-anak bahwa beberapa bagian tubuh bersifat pribadi.

Beri tahu anak-anak bahwa bagian privat mereka disebut pribadi karena tidak untuk dilihat semua orang.

Jelaskan hanya mereka yang bisa melihat dirinya sendiri telanjang, tapi orang-orang di luar rumah hanya boleh melihat mereka dengan pakaian mereka.

3. Ajarkan batasan tubuh pada anak.

Beri tahu anak-anak tanpa basa-basi bahwa tidak ada yang boleh menyentuh bagian pribadi mereka.

Selain itu, beri tahu bahwa tidak ada yang boleh meminta mereka untuk menyentuh bagian pribadi orang lain.

Orang tua akan sering melupakan bagian kedua dari kalimat ini.

Pelecehan seksual sering kali dimulai dengan pelaku meminta anak untuk menyentuh mereka atau orang lain.

Baca Juga: Tanda-tanda Anak Alami Sexual Grooming, Modus Eksploitasi Seksual yang Manipulatif

4. Beri tahu anak-anak bahwa merahasiakan pelecehan itu tidak baik.

Kebanyakan pelaku akan memberitahu anak untuk merahasiakan pelecehan tersebut.

Ini dapat dilakukan dengan cara yang ramah, seperti, “Saya suka bermain denganmu, tapi jika kamu memberi tahu orang lain apa yang kita mainkan, mereka tidak akan membiarkan saya datang lagi.”

Atau bisa berupa ancaman: “Ini rahasia kita. Jika kamu memberi tahu siapa pun, saya akan memberi tahu mereka bahwa itu adalah idemu dan kamu akan mendapat masalah besar!”

Beri tahu anak-anak bahwa apa pun yang dikatakan orang kepada mereka, rahasia tubuh tidak boleh dilakukan.

Sehingga, anak-anak harus selalu memberi tahumu jika seseorang mencoba membuat mereka merahasiakannya.

Baca Juga: Anak dan Remaja Rentan Menjadi Korban Sexual Grooming, Mari Waspada!

 

(*)

Sumber: Psychology Today,Child Mind Institute
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati