Parapuan.co - Kalau Kawan Puan suka makan makanan khas Jepang, pasti pernah mendengar unagi atau melihatnya terpampang dalam menu di restoran Jepang.
Unagi ini kerap ada pada berbagai masakan Jepang, seperti sushi atau disajikan dalam bentuk don atau rice bowl.
Dalam Bahasa Indonesia, unagi adalah sidat yang merupakan salah satu jenis dari ikan.
Baca Juga: Sulit Tidur Sehabis Minum Kopi? Ternyata Ini Pengaruh Kafein terhadap Pola Tidur
Namun, acapkali unagi sering dianggap belut dan sering dianggap makanan mewah di negara asalnya.
Melansir The Spruce, unagi memiliki rasa yang ringan dan manis yang tidak terlalu kuat dan sangat enak.
Dagingnya memiliki tekstur lembut dan kenyal namun sedikit berpori.
Akan tetapi, pori ini justru bagus untuk menyerap saus yang digunakan sebagai bumbu.
Pori-pori ini juga membuat unagi selalu memiliki aroma yang khas.
Tak seperti belut air asin, unagi tak memiliki rasa amis. Dalam hal ini pemilihan saus dan bahan yang lebih kuat di dalam resep juga berperan penting.
Unagi ini juga memiliki nutrisi yang tinggi, lho.
Ikan yang hidup di air asin dan tawar ini memiliki kandungan fosfor yang tinggi, yang meningkatkan pencernaan dan pembuangan racun.
Selain itu, unagi juga kaya akan vitamin A, D, E, B1, B2, dan B12.
Kandungan asam lemak omega-3 nya juga kaya sehingga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat.
Baca Juga: Catat! 3 Cara Merebus dan Mengupas Cangkang Telur Dengan Sempurna
Makanan Musim Panas
Melansir Savor Japan, unagi dianggap sebagai masakan musim panas di Jepang.
Orang Jepang mengonsumsinya untuk stamina dan kesehatan selama musim panas.
Cara makannya pun cukup unik, orang-orang di Jepang memiliki tradisi panjang makan makanan yang dimulai dengan suara "ooh" untuk melawan panasnya musim panas.
Makanan yang dianggap bermanfaat termasuk udon (mi kental) yang kaya energi, umeboshi (acar plum) yang merangsang nafsu makan, labu berisi air seperti mentimun dan melon, dan, tentu saja, unagi yang kaya nutrisi.
Orang Jepang percaya pada kekuatan penyembuhan pada unagi dan sangat ingin mengkonsumsinya pada Doyo no Ushi no Hi, atau dikenal dengan Hari Lembu selama periode Doyo, sebutan untuk periode pergantian musim.
Hari khusus ini ada setiap musim panas dan dikenal sebagai 'hari kamu makan unagi'.
Alasan lain mengapa orang sekarang mengaitkan hari ini dengan makan unagi tampaknya ditelusuri kembali ke kampanye pemasaran dari ratusan tahun yang lalu selama Periode Edo, tepatnya pada 1603 hingga 1868.
Saat itu, restoran unagi dulu harus bertahan dengan bisnis selama musim panas.
Kampanye yang sukses mendorong orang untuk makan unagi pada "Doyo no Ushi no Hi" (hari lembu selama periode sebelum pergantian musim) ini pun menciptakan tradisi yang masih berlanjut hingga saat ini.
Baca Juga: Agar Mata Selalu Sehat, Ini 5 Makanan yang Harus Dikonsumsi
Tak hanya musim panas, unagi dikatakan paling lezat di akhir musim gugur, saat belut mulai menambah lemak untuk persiapan pemijahan.
Meskipun begitu, unagi merupakan makanan yang lezat dikonsumsi di musim apapun.(*)