Waspada! Gejala Depresi Ternyata Berkaitan dengan Penurunan Fungsi Ginjal

Maharani Kusuma Daruwati - Kamis, 3 Juni 2021
ilustrasi depresi
ilustrasi depresi foto: freepik.com

Parapuan.co - Stres atau bahkan depresi bisa saja dirasakan oleh siapa saja, termasuk juga Kawan Puan.

Ketika mulai merasakan gangguan pada pikiran atau pada kesehatan mental, kamu harus lebih waspada.

Tak hanya menengganggu pikiran, depresi ternyata juga bisa berpengaruh pada kesehatan tubuh.

Salah satunya adalah berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal yang cepat.

Baca Juga: Perjuangkan Hak Perempuan Papua, Arie Kriting Tunjukkan Banyak Pilihan untuk Gantikan Nagita di PON XX

Para ilmuwan tahu bahwa depresi mempercepat perkembangan penyakit ginjal kronis (CKD), tetapi sedikit penelitian yang membahas bagaimana depresi mempengaruhi fungsi ginjal pada populasi umum.

Sebuah universitas Cina baru-baru ini menemukan korelasi yang kuat antara gejala depresi tinggi dan kemungkinan 39% lebih besar dari penurunan ginjal yang cepat pada individu dengan fungsi ginjal normal.

Temuan ini menunjukkan perlunya skrining kesehatan mental dan intervensi untuk mengurangi risiko mengembangkan CKD.

Spesialis ginjal telah lama mengamati bahwa individu dengan CKD umumnya mengalami depresi.

Namun, sampai sekarang, para peneliti belum mengeksplorasi apakah depresi dapat meningkatkan risiko disfungsi ginjal pada individu yang sehat.

Dalam sebuah penelitian baru-baru ini terhadap orang dewasa dengan ginjal yang sehat, para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengalami depresi berat lebih rentan mengalami penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat dari biasanya, seperti dikutip dari Medical News Today.

Hasilnya muncul di Clinical Journal of American Society of Nephrology (CJASN).

“CKD adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular , gagal ginjal, dan kematian di seluruh dunia. Oleh karena itu, identifikasi faktor risiko yang lebih dapat dimodifikasi dapat mengurangi beban besar CKD dan komplikasi terkaitnya dengan mengarah pada deteksi dan pencegahan dini,” jelas penulis utama penelitian, Dr. Xianhui Qin dari Southern Medical University di China.

Baca Juga: Terlalu Banyak Konsumsi Daging Bisa Buat Mudah Lelah, Ini Efek Lain yang Tubuhmu Rasakan

Dr Qin dan rekan penulis studi menganalisis data pada orang dewasa yang berpartisipasi dalam China Health and Retirement Longitudinal Study (CHARLS), sebuah studi nasional populasi paruh baya dan lanjut usia di China.

Tim mengumpulkan pengukuran lengkap dari 4.763 orang berusia 45 tahun ke atas dengan ginjal yang sehat.

Usia rata-rata adalah 59, dan laki-laki merupakan 45% dari populasi penelitian.

Para peneliti menganalisis data dari tahun 2011, 2013, dan 2015 dan melakukan wawancara dan tindak lanjut satu per satu.

Selama setiap tindak lanjut 2 tahunan, dokter melakukan pengukuran fisik, dan mereka mengumpulkan sampel darah setiap dua siklus tindak lanjut.

Para peneliti mengukur fungsi ginjal menggunakan perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR).

Mereka menilai gejala depresi dengan skala 10-item Center for Epidemiologic Studies Depression (CES-D).

Selama rata-rata tindak lanjut 4 tahun, 260 atau 6% dari peserta mengalami disfungsi ginjal yang dipercepat.

Baca Juga: Ternyata Latihan Pernapasan Dapat Mengendalikan Amarah Karena Depresi

Setelah menyesuaikan faktor demografi, psikososial, atau klinis, tim menemukan "hubungan positif yang signifikan antara gejala depresi dasar dan penurunan fungsi ginjal yang cepat" pada populasi umum.

Secara khusus, mereka menemukan bahwa individu dengan "gejala depresi tinggi" memiliki risiko 39% lebih besar dari "penurunan fungsi ginjal yang cepat."

Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang umum, yang lazim pada orang dengan CKD.

Ini dapat mengaktifkan beberapa "mekanisme potensial" yang dapat berkontribusi pada kerusakan fungsi ginjal yang cepat. (*)

 



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru