Jadi Cover Vogue Inggris, Malala Youfsazai: Setiap Perempuan Bisa Mengubah Dunia

Aulia Firafiroh - Jumat, 4 Juni 2021
Malala Yousafzai Vogue
Malala Yousafzai Vogue

Parapuan.co - Baru-baru ini, aktivis perempuan Malala Yousafzai melakukan pemotretan bersama majalah Vogue Inggris untuk edisi bulan Juli 2021.

Perempuan berusia 23 tahun ini berharap wawancaranya dengan majalah Vogue bisa menginspirasi para perempuan di seluruh dunia.

Dalam wawancaranya bersama Vogue Inggris, ia berbicara mengenai politik, aktivisme, dan masa depan.

Lulusan Oxford ini juga mengaku ingin mendedikasikan dirinya seumur hidup untuk memberdayakan sesame perempuan.

Baca juga: Jarang Tersorot, Dua Tokoh Perempuan Ini Ikut Andil dalam Pergerakan dan Lahirnya Pancasila

Kepada Vogue Inggris, penulis buku yang meraih nobel perdamaian ini juga mengaku khawatir tentang pencapaian tujuannya.

I care a lot about my work and I worry about how long it would take to reach the goals we have set. People say, 'Malala, don't worry, it's not your responsibility, leaders should worry!' But if I have the capacity to do something to keep raising awareness, then I should.

Saya sangat peduli dengan pekerjaan saya dan saya khawatir tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah kami tetapkan. Orang-orang berkata, 'Malala, jangan khawatir, itu bukan tanggung jawab Anda, para pemimpin harus khawatir!' Tetapi jika saya memiliki kapasitas untuk melakukan sesuatu untuk terus meningkatkan kesadaran, maka saya harus melakukannya,"ujar Malala.

Perempuan yang lahir di Mingora, Pakistan ini awalnya bertekad menjadi seorang dokter, namun segalanya berubah pada tahun 2008.

Pada saat itu Taliban berkuasa dan tidak mengizinkan anak perempuan untuk bersekolah.

Semenjak saat itu, Malala mulai terang-terangan melakukan advokasi terhadap pendidikan anak perempuan.

Namun sayang, karena hal itu, Malala dilarang bersekolah dan pandangannya dianggap radikal.

Usai bertahun-tahun memperjuangkan pendidikan untuk anak perempuan di negaranya, ia akhirnya mendapat perhatian internasional.

Tapi pada 9 Oktober 2012, pasukan bersenjata Taliban menembaki bus sekolahnya dan menyerang Malala.

Baca juga: Tantangan Maureen Hitipeuw, Founder Komunitas Single Moms Indonesia, dalam Menerima Dirinya

Kepala Malala ditembak oleh pasukan Taliban.

Ia kemudian diterbangkan ke rumah sakit di Birmingham, Inggris untuk mendapat pengobatan.

Pada Juni 2020, Malala menyelesaikan  studinya di Universitas Oxford dengan gelar bidang filsafat, politik, dan ekonomi.

Malala menceritakan pengalaman kuliahnya kepada British Vogue.

Baca juga: Perjuangkan Hak Perempuan Papua, Arie Kriting Tunjukkan Banyak Pilihan untuk Gantikan Nagita di PON XX

Ia berbagi cerita mengenai pengalaman kuliahnya dan peluang yang ia dapatkan.

"I was excited about literally anything. Going to McDonald's or playing poker with my friends or going to a talk or an event. I was enjoying each and every moment because I had not seen that much before, I had never really been in the company of people my own age because I was recovering from the incident, and traveling around the world, publishing a book and doing a documentary, and so many things were happening. At university I finally got some time for myself.

Saya benar-benar bersemangat tentang apa pun. Pergi ke McDonald's atau bermain poker dengan teman-teman saya atau pergi ke acara bincang-bincang atau acara. Saya menikmati setiap momen karena saya belum pernah melihat sebanyak itu sebelumnya," jelasnya. "Saya tidak pernah benar-benar berada di perusahaan orang-orang seusia saya karena saya pulih dari insiden itu, dan berkeliling dunia, menerbitkan buku dan membuat film dokumenter, dan banyak hal terjadi. Di universitas saya akhirnya punya waktu. untuk diriku.,” cerita Malala.

Tak hanya itu, Malala juga membahas mengenai gerakan aktivisme muda yang saat ini sedang marak khususnya di sosial media.

Dilansir dari people.com, Malala memiliki pandangan sendiri mengenai aktivisme di sosial media.

Perempuan kelahiran tahun 1997 tersebut mengaku kurang begitu menyukai aktivisme melalui sosial media.

"Right now we have associated activism with tweets. That needs to change because Twitter is a completely different world.

Saat ini kami telah mengaitkan aktivisme dengan tweet. Itu perlu diubah karena Twitter adalah dunia yang sama sekali berbeda," katanya.

Baca juga: Tak Cuma Laki-laki, 7 Orang ini Buktikan Bahwa Perempuan Bisa Jadi CEO

Di Instagram, Malala mengunggah fotonya yang akan tayang untuk sampul majalah Vogue.

Ia berharap bisa terus memberikan inspirasi kepada para perempuan di seluruh dunia.

Thrilled and humbled to be on the cover of @britishvogue!

Senang dan rendah hati berada di sampul @britishvogue!," tulis Malala .

I know the power that a young girl carries in her heart when she has a vision and a mission — and I hope that every girl who sees this cover will know that she can change the world.

Saya tahu kekuatan yang dibawa oleh seorang gadis muda di dalam hatinya ketika dia memiliki visi dan misi - dan saya berharap setiap gadis yang melihat sampul ini akan tahu bahwa dia dapat mengubah dunia.,” tutupnya.

Baca juga: Memulai Karier dari Usia 18 Tahun, Inilah Sosok Mary Barra CEO General Motors

Berikut unggahan Malala saat berpose untuk majalah Vogue:

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Malala (@malala)

 (*)

 

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja