Parapuan.co - Pernahkah Kawan Puan tahu kalau kekeringan pada vagina itu bisa terjadi pada kita sebagai perempuan?
Tidak disangka, vagina ternyata bisa kering dan hal tersebut sangat mengganggu.
Saat berhubungan seksual dengan pasangan, vagina kering akan membuat kita tidak nyaman karena sensasi perih yang ditimbulkan.
Umumnya penyebab vagina kering ialah semakin bertambahnya usia. Kandungan estrogen yang semakin turun menyebabkan kelembaban pada lapisan di dinding vagina berkurang.
Pada kenyataannya, kekeringan pada vagina memang sering terjadi karena perubahan hormon.
Meski begitu, faktor vagina kering disebabkan oleh hal lain lho, Kawan Puan. Mengutip dari Healthline berikut ini penyebab vagina kering:
Sedang Konsumsi Obat Antidepresan
Beberapa obat antidepresan yang paling umum ialah seperti inhibitor re-uptake serotonin selektif (SSRI) dan antidepresan trisiklik. Keduanya dapat memiliki efek samping seksual.
Obat-obatan ini dirancang untuk mengubah komunikasi antara sel-sel saraf dan otak.
Baca Juga: Tak Cuma Buku, Perpustakaan Ini Bisa Pinjamkan Manusia, Lho!
Meskipun hal ini dapat bermanfaat untuk suasana hati, namun obat ini juga bisa memperlambat komunikasi dari vagina ke otak yang mengakibatkan berkurangnya pelumasan.
Efek seksual antidepresan sangat terkait dengan dosisnya. Semakin tinggi dosis yang digunakan, semakin besar kemungkinan kamu mengalami kekeringan.
Meskipun tidak boleh berhenti minum antidepresan, tapi kalau fokus Kawan Puan juga pada vagina kering, lebih baik konsultasikan pada dokter agar mendapat dosis obat yang sesuai.
Sedang Mengonsumsi Obat Asma
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati asma disebut antikolinergik seperti ipratropium bromide (atrovent) dan tiotropium bromide (spiriva).
Obat tersebut memblokir aksi neurotransmitter asetilkolin yang membantu mengendurkan saluran udara. Sayangnya, obat tersebut bisa menyebabkan kekeringan pada tubuh, termasuk mulut dan vagina.
Apabila Kawan Puan terganggu dengan efek samping yang diberikan obat ini, alangkah baiknya konsultasikan ke dokter. Tujuannya agar kamu mendapat pengobatan yang tepat dan demi mengurangi efek samping.
Mengonsumsi Obat Anti-estrogen
Obat anti-estrogen, seperti tamoxifen atau toremifene (fareston) akan menghalangi kemampuan estrogen untuk mengontrol pelumasan vagina.
Selain mengontrol pelumasan, estrogen juga bertanggung jawab untuk menjaga ketebalan dan elastisitas jaringan vagina.
Akibatnya, setiap penurunan estrogen dapat membuat berkurangnya pelumasan vagina menjadi lebih terasa.
Baca Juga: Dari Polos sampai Berbumbu, Ini 4 Hidangan Unagi yang Patut Dicoba
Baru Mulai atau Menyelesaikan Menstruasi
Siklus menstruasi merupakan keseimbangan halus dari peningkatan dan penurunan hormon estrogen.
Pertama, kadar estrogen meningkat untuk membuat jaringan menebal di rahim demi mendukung sel telur yang telah dibuahi. Jika sel telur tidak dibuahi, kadar estrogen menurun dan pada akhirnya kita akan mengalami menstruasi.
Selama periode ini, kemungkinan akan mengalami kekeringan pada vagina karena kadar estrogen yang rendah.
Bukan hanya itu, penggunaan tampon saat menstruasi mampu berdampak pada vagina karena desain tampon yang dirancang untuk menyerap kelembapan.
Kawan Puan, saat hamil maka banyak dari hormon di tubuhmu yang terpengaruh, lho.
Salah satu contohnya adalah penurunan hormon estrogen yang dapat menyebabkan kekeringan pada vagina dan meningkatkan iritasi.
Libido juga dapat berfluktuasi selama kehamilan dan dapat mempengaruhi tingkat pelumasan vagina.
Baru saja melahirkan
Bagi perempuan yang baru saja melahirkan, kadar estrogen dalam tubuh cenderung turun.
Terutamabagi mereka yang sedang menyusui, pelepasan estrogen dapat terjadi. Tidak mengherankan jika banyak orang tidak mengalami menstruasi saat menyusui.
Meski begitu, tingkat estrogen tubuh biasanya akan kembali normal setelah melahirkan atau saat sesi menyusui menjadi lebih jarang.
Baca Juga: Penelitian Sebut Depresi Berpengaruh Pada Penurunan Fungsi Ginjal, Ini yang Terjadi
7. Mendekati menopause
Ketika mendekati atau sudah mengalami menopause, kadar estrogen mulai turun.
Estrogen merupakan hormon kunci dalam pelumasan vagina dan kekeringan pada vagina adalah salah satu efek samping yang paling umum terjadi.
Tanpa menggunakan pelumas atau pelembab saat berhubungan seks, orang yang mendekati atau pascamenopause dapat mengalami ketidaknyamanan, pendarahan, dan bahkan robekan kulit saat berhubungan seks.
Jika kamu merasa terganggu dengan vagina kering, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter supaya mendapat perawatan terbaik ya.
(*)
Baca Juga: Mengenal Queefing, Kentut dari Vagina yang Normal Terjadi pada Perempuan