Parapuan.co - Kawan Puan, dalam kehidupan berumah tangga, pihak istri kerap dituntut menjadi ibu rumah tangga dan suami dituntut pergi bekerja.
Menurut pandangan sosial, sosok istri kerap dituntut untuk melakukan tugas rumah tangga, mulai dari memasak, bersih-bersih rumah, hingga mengurus anak.
Sedangkan tugas suami adalah pergi bekerja mencari nafkah untuk keluarganya.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengajak Suami Mengerjakan Tugas Rumah Tangga? Ini Saran Psikolog
Itulah stereotip yang ada dan berkembang ditengah masyarakat kita.
Padahal stereotip tersebut sebenarnya sudah ketinggalan jaman lo, Kawan Puan.
Baik suami dan istri wajib saling membantu dalam membagi tugas rumah tangga, terlepas dari siapa yang mencari nafkah utama.
Selain itu, peran pengurus rumah tangga juga tidak hanya bisa disematkan kepada istri, ada juga sebutan bapak rumah tangga, salah satu contohnya adalah Jaka Setia (43).
Jaka yang sudah 3 tahun menjadi bapak rumah tangga, mengurus anak dan tugas rumah tangga.
Baca Juga: Tugas Domestik Rumah Tangga, Siapa yang Bertanggung Jawab Penuh?
"Di sini saya sebagai stay home dad, istri saya yang bekerja. Saya ada part time (kerja paruh waktu), tapi yang lebih banyak waktunya untuk bekerja adalah istri," kata Jaka kepada PARAPUAN, Jumat (04/06/2021).
Jaka mengaku meski dirinya adalah bapak rumah tangga, pembagian tugas antara suami dan istri secara seimbang sangatlah penting.
Terlebih di situasi dimana keluarga kecilnya ini tidak memakai jasa pembantu atau asisten rumah tangga.
Namun karena kondisi istri yang bekerja, Jaka mengaku lebih fleksibel dalam melakukan pembagian tugas rumah tangga ini.
"Kami di sini tidak memakai asisten rumah tangga, jadi mau enggak mau ya harus mengerjakan semua bersama mulai cuci baju, masak sampai ngepel.
Yang banyak melakukan pekerjaan rumah tangga itu lebih banyak saya. Kalau masalah pembagian, kalau dia (istri) ada waktu luang dan bisa bantu ya bantu.
Bisa ganti-ganti, bisa nyuci piring, bisa mengasuh anak, dan lainnya. Tetapi kalau dia sedang sibuk bekerja ya saya yang melakukan," ungkap Jaka.
Baca Juga: Cerita Para Istri yang Suaminya Mengambil Peran dalam Keluarga: Bisa Me Time
Menurutnya, perlu tidaknya pembagian tugas rumah tangga secara adil dan rata adalah kesepakatan bersama.
"Jadi kalau misalnya, peran itu equal (adil) atau enggak, intinya we do thing we have to do (lakukan apa yang harus dilakukan) aja. Kalau masalah peran itu perlu seimbang atau dibagi-bagi atau enggak ya tergantung kesepakatan bersama," tambah Jaka.
Jaka juga menanggapi pandangan orang tentang stereotip laki-laki harus bekerja dan perempuanlah yang menjadi pengurus rumah tangga.
Menurutnya pendapat orang-orang di luar sana tidak terlalu penting, baginya yang esensial adalah pendapat dari keluarganya.
"Pandangan orang, saya enggak pikirin ya. Karena buat saya yang penting kita udah ngasih pengertian ke keluarga inti yaitu adik, kakak, orang tua, dan mertua bahwa kondisi kami seperti ini. Jadi tolong dukung kami," ungkap Jaka.
Nah Kawan Puan, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menjadi stay home dad atau bapak rumah tangga, Jaka sendiri sempat bekerja sebagai direktur komunikasi di sebuah LSM dari Amerika.
Kemudian ia memutuskan untuk resign saat sang istri mendapat pekerjaan di Singapura.
Melihat peluang tumbuh kembang anak yang akan jauh lebih baik, Jaka serta keluarga kecilnya pun pindah ke Singapura.
Baca Juga: Pembagian Peran dalam Keluarga Berawal dari Komunikasi dan Kesepakatan Bersama
Dari sinilah, Jaka akhirnya memutuskan menjadi sosok stay home dad atau bapak rumah tangga, Kawan Puan.
"Dulu kebetulan istri saya mendapat penugasan dari luar negeri, dan kita pikir ini kondisinya bagus untuk anak-anak," jelas Jaka.
Jaka sendiri merasa bangga dan tidak menyesal atas keputusannya menjadi bapak rumah tangga lo, Kawan Puan.
Menurutnya waktu yang ia miliki selama menjadi bapak rumah tangga ini, membuatnya bisa lebih dekat dengan anak-anaknya.
"Dulu waktu kita masih di Jakarta kita stafnya full, ada pembantu, ada baby sitter (pengasuh), ada supir, dan kita berdua sibuk kerja.
Jadi kita enggak sempat melihat pertumbuhannya (anak pertama) dari awal banget, enggak full.
Tapi ini anak keduakan lahir di Singapura, ini bener-bener menikmati banget pengalaman mulai dari dia lahir sampai sekarang umur satu tahun," kata Jaka. (*)