Rawdah Mohamed, Editor Fashion Berhijab Pertama di Vogue Skandinavia

Aulia Firafiroh - Jumat, 11 Juni 2021
Rawdah Mohamed
Rawdah Mohamed David M. Benett

Parapuan.co - Kawan Puan, kata siapa mengenakan hijab menghalangi perempuan untuk berkarir khususnya di dunia fashion?

Rawdah Mohamed membuktikan dengan berhijab, ia bisa berkarir di dunia fashion. Awalnya model keturunan Somalia dan Norwegia ini menjadi perhatian publik sejak mengikuti aksi protes pelarangan hijab di Prancis pada 5/4/2021.

Dilansir dari The Guardian, Radwah akan segera menjadi editor fashion pertama yang berhijab di Vogue Skandinavia karena aksi viralnya.

Melalui akun instagramnya, Rawdah menceritakan bahwa Vogue sudah memulai menerima perbedaan dan keberagaman.

Baca juga: Ini Pesan Alissa Wahid dan Ifa Hanifah Misbach untuk Perempuan yang Alami Hijab Issue

"Vogue Skandinavia sudah membawa masalah keberagaman ke level selanjutnya, yang berarti menciptakan lingkungan bekerja yang mana orang dengan berbagai latar belakang dihargai,"ujar perempuan mempopulerkan tagar HandsOffMyHijab ini.

Diketahui sebelumnya, Rawdah sempat mempopulerkan kampanye HandsOffMyHijab melalui media sosial Twitter, TikTok, dan Instagram.

Ia berharap bahwa suara dan pendapat perempuan yang mengenakan hijab juga bisa didengar seperti perempuan yang lain.

"Kita bisa terlibat dalam pembicaraan, ambil bagian dalam pembuatan keputusan, dan mampu menjadi berpengaruh di dunia fashion," kata Rawdah.

Rawdah juga menuliskan harapannya saat didapuk menjadi role model bagi para perempuan yang berhijab.

"Saya berharap ini adalah dorongan budaya dengan banyak pembelajaran, pertumbuhan, dan tantangan mengenai hal itu," tulisnya melalui akun instagram.

Hands Off My Hijab, Rawdah
Hands Off My Hijab, Rawdah

 

Rawdah Mohamed juga dikenal sebagai model street style fashion berhijab. Ia dikenal karena aksi viralnya memprotes kebijakan pelarangan hijab di Prancis.

Siapa sangka, aksi Rawdah menyuarakan pendapat menarik perhatian dan membuat dirinya menjadi editor fashion berhijab pertama di Vogue Skandinavia.

Baca juga: Jual Keffiyeh sebagai Fashion Item, Louis Vuitton Dituduh Apropriasi Budaya Palestina

Dia merasa tidak mungkin menjadi sosoknya yang seperti ini tanpa ada dukungan dari komunitas kolektif Muslim.

"Ini adalah dampak besar bagi Muslim. Aku melihat ini sebagai pencapaian kolektif untuk lebih memahami dunia fashion," ujar model berhijab ini.

Keberagaman dalam industri fashion diketahui sudah menjadi pembicaraan sejak terbunuhnya George Floyd tahun lalu.

Rawdah juga menceritakan bahwa Vogue Skandinavia sudah mulai mempekerjakan orang-orang yang berasal dari etnis minoritas di posisi editorial tingkat atas.

 

"Ini penting karena menghilangkan tekanan sosial dan kerja emosional menjadi satu-satunya etnis minoritas di tim,"perempuan berkebangsaan Norwegia ini.

Rawdah Paris Fashion Week
Rawdah Paris Fashion Week

Saat pengangkatan dirinya sebagai editor dikaitkan dengan isu kontroversi ras yang baru-baru ini melanda Condé Nast, Rawdah membantah.

Baca juga: Intip 5 Gaya Shabby Chic Ala Larissa Chou, Modis dan Anggun!

“Saya tidak menganggap diri saya sebagai koreksi untuk apa pun,” kata Mohamed.

“Jika saya dapat membantu kemajuan industri secara keseluruhan dalam prosesnya, maka itu adalah tambahan yang luar biasa yang selalu saya anjurkan,” tambahnya.(*)

Sumber: The Guardian
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja