Maka dari itu, perlu dilihat terlebih dahulu, apakah sperma telah memenuhi syarat atau belum.
Sehingga sebelum melakukan inseminasi, akan terlebih dahulu dilakukan analisa sperma.
“Untuk mengetahui sperma suami memenuhi syarat atau tidak, cara yang bisa dilakukan adalah analisa sperma (sperm analysis). Apabila melakukan analisa sperma, hasil yang keluar ada tiga hal, yaitu jumlah sperma (normalnya minimal 15 juta/cc), pergerakan sperma, dan bentuk sperma (minimal 4% yang normal),” ucap dr. Benny.
Akan tetapi, analisa sperma ini juga tentunya harus dilakukan dalam pantauan dokter.
“Analisa sperma tidak bisa hanya dilihat saat ejakulasi. Sperma yang kental, putih mengkilat, dan jumlah yang banyak belum tentu memenuhi syarat. Nah, untuk inseminasi, umumnya membutuhkan 4 juta sperma. Angka tersebut biasanya akan mendekati keberhasilan ketimbang proses hamil alami,” tambahnya.
Baca Juga: Jangan Asal Minum, Deretan Obat Ini Berbahaya Jika Dikonsumsi Ibu Menyusui
Inseminasi disebut memiliki keberhasilan yang lebih tinggi dari hamil alami.
Namun, keberhasilannya ternyata masih kalah dari program bayi tabung, lo Kawan Puan.
Dibandingkan dengan hamil alami atau inseminasi, bayi tabung memiliki angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi.
Namun, biaya yang dibutuhkan untuk bayi tabung juga jauh lebih besar daripada inseminasi.
“Keberhasilan bayi tabung memang diakui lebih tinggi ketimbang inseminasi. Selain itu, biaya bayi tabung dan inseminasi juga berbeda. Dengan keberhasilan yang berkali-kali lipat lebih tinggi, tentu biaya bayi tabung lebih mahal daripada inseminasi,” ujar dr. Benny.
Berbeda dengan inseminasi yang pembuahannya dilakukan di dalam rahim, dalam bayi tabung hal ini dilakukan di luar organ perempuan atau di laboratorium.