Belajar Menerima dan Membangun Hubungan Baik dengan Tubuh Lewat 5 Buku Ini!

Alessandra Langit - Sabtu, 12 Juni 2021
ilustrasi membaca buku
ilustrasi membaca buku foto: freepik.com

Parapuan.co - Obsesi budaya kita dengan citra tubuh yang "sempurna" bukanlah rahasia lagi.

Media sosial, film, dan acara TV secara frontal menghadirkan penggambaran yang tidak realistis tentang seperti apa tubuh "sempurna" itu, dengan implikasi bahwa apa yang kita miliki saat ini tidak cukup baik.

Tubuh "sempurna" yang biasa kita lihat di media adalah hanya gambaran yang tidak nyata karena setiap manusia memiliki kekurangan.

Di media sering kita lihat penggambaran tubuh selebriti yang “sempurna” dengan segala tujuan penjualan produk di baliknya. 

Melansir dari Campuswell, merangkul keragaman tubuh bukan hanya tentang merayakan apa yang membuat kita unik.

Namun juga sebagai langkah kuat dalam memerangi meningkatnya gangguan kesehatan mental akibat tidak puas dengan tubuh yang dimiliki.

Baca Juga: Tulis Buku Kesehatan Mental, Oprah Winfrey Ceritakan Perjalanan Traumanya

Semua kebaikan dimulai dari diri kita sendiri, dalam hal menghargai keragaman tubuh, kita pun harus menerima dan mencintai tubuh kita terlebih dahulu.

Vogue memberikan beberapa rekomendasi buku yang dapat membantu kita untuk lebih menghargai dan mencintai tubuh kita sepenuhnya.

Milk Fed karya Melissa Broder (2021)

Melissa Broder secara unik menyelami sisi psikologis dari fenomena kebencian. 

Buku ini mengisahkan perjuangan seorang wanita muda dengan eating disorder di Los Angeles.

Perempuan dengan berat badan berlebih tidak hanya digambarkan sebagai seseorang yang harus dibantu dengan cara positif.

Melissa juga menggambarkan perempuan gemuk yang aktif, berdandan, dan juga memiliki dorongan seksual yang sama seperti perempuan yang lebih kurus.

Buku ini menggambarkan tokohnya dengan sangat manusiawi dan dekat dengan pembaca.

Hunger karya Roxane Gay (2017)

Roxande Gay dengan hati-hati menjelaskan bahwa buku ini bukan tentang "kisah sukses" dalam penurunan berat badan, melainkan pengaruh berat badan remaja terhadap tingkat pelecehan seksual, kesepian, dan kerentanan. 

Tidak dapat disangkal, cerita ini sedikit menyakitkan karena penulisnya pun harus mengunjungi kembali trauma masa lalu. 

Tetapi kisah ini menyenangkan untuk kita ikuti hingga karakter mulai menerima tubuh dan traumanya.

Baca Juga: Meski Sudah Tak Muda, Mien R Uno Rilis Dua Buku Baru di Usia 80 Tahun

Every Body Yoga: Let Go of Fear, Get On the Mat, Love Your Body karya Jessamyn Stanley (2017)

Buku panduan bergambar ini ditulis oleh guru yoga dan aktivis tubuh, Jessamyn Stanley. 

Buku ini menawarkan 50 pose yoga yang mudah diikuti dengan instruksi yang jelas. 

Selain itu, buku ini juga menyajikan jurnal latihan yang dipandu dengan tulisan-tulisan afirmasi untuk kita mencintai tubuh sepenuhnya.

This Is Big: How the Founder of Weight Watchers Changed the World and Me karya Marisa Meltzer (2020)

Marisa Meltzer memadukan kisah dietnya dengan kisah hidup Jean Nidetch, ibu rumah tangga yang mendirikan Weight Watchers pada tahun 1963 dan membantu menciptakan "budaya diet" seperti yang kita kenal sekarang. 

Buku ini tidak secara terang-terangan mendukung atau menentang Weight Watchers, atau diet lainnya.

Sebaliknya, buku ini menceritakan kisah dua perempuan yang masing-masing menghabiskan sebagian besar hidup mereka mencoba menyesuaikan diri demi tipe tubuh ideal.

Pada akhirnya, kita akan menemukan perenungan dari dua perempuan tersebut.

Pleasure Activism: The Politics of Feeling Good karya Adrienne Maree Brown (2019)

Kumpulan esai ini membahas beragam topik yang semuanya kembali pada pertanyaan utama: Apa itu kepuasan dan mengapa banyak yang tidak bisa mengejarnya? 

Buku ini mengangkat hubungan tubuh dengan makanan, seks, obat-obatan, dan hal-hal lainnya yang mendorong pembaca untuk menentukan sendiri apa yang membuat mereka bahagia dan puas.

Baca Juga: Terinspirasi Kisah Anaknya, Channing Tatum Rilis Buku Anak-Anak

Buku ini menginspirasi kita untuk mengikuti prinsip diri sendiri dibanding kenikmatan yang didorong oleh rasa bersalah dan memuaskan orang lain.

Kawan Puan, banyak cara yang dapat kita lakukan untuk belajar mencintai tubuh sendiri.

Membaca buku yang inspiratif adalah salah satunya. Kelima buku di atas dapat membantumu lebih menerima dan mencintai tubuhmu apa adanya. (*)

Sumber: Vogue,Campuswell
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

4 Momen Memukau di Konser Isyana, Dari Duet hingga Kehangatan Keluarga