Perubahan Emosi pada Ibu Hamil, Salah Satunya Menangis Tiba-Tiba

Firdhayanti - Selasa, 15 Juni 2021
Perubahan emosi ibu hamil
Perubahan emosi ibu hamil Makidotvn

Depresi ibu, baik sebelum dan sesudah melahirkan, juga memiliki konsekuensi nyata bagi bayi.

Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Translational Psychiatry menemukan bahwa orang dewasa yang ibunya mengalami depresi ketika mereka hamil memiliki kadar protein C-reaktif yang lebih tinggi, yang merupakan indikasi penyakit inflamasi.

Selain itu, sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan di PLOS One menemukan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang menderita depresi dan kesepian selama kehamilan memiliki risiko infeksi pernapasan yang lebih besar.

4. Jadi sering pelupa

Perubahan kondisi mental pun mempengaruhi ingatan yang kadang membuat perempuan menjadi lebih pelupa, seperti lupa menaruh ponselnya.

Gejala ini disebut juga momnesia yang biasanya dialami selama hamil atau setelah melahirkan.

Meskipun dianggap sebagai keluhan, studi tentang perubahan kognitif ini memiliki hasil yang beragam.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pelupa pada perempuan yang belum atau sudah melahirkan disebabkan oleh fluktuasi hormonal, terutama dari hormon progresteronnya yang lebih tinggi.

Selain itu, kurang tidur atau stres menyesuaikan diri dengan transisi kehidupan yang besar juga bisa menjadi penyebabnya.

"Ini adalah waktu dalam hidup kamu (otak kamu) yang dibentuk selama masa dewasa," Jodi Pawluski, seorang rekan peneliti yang mempelajari kesehatan mental ibu di University of Rennes 1 di Prancis kepada Live Science.

Baca Juga: Hati-Hati, Ini Bahaya Jika Ibu Hamil Terlalu Banyak Makan Daun Kemangi

Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Nature menemukan bahwa kehamilan mengubah struktur otak perempuan hingga setidaknya selama dua tahun setelah mereka melahirkan.

Bahkan, di titik ini para ilmuwan dapat mengetahui apakah seorang perempuan hamil atau baru saja melahirkan hanya dengan menggunakan metode MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Adanya perubahan fisik dan mental perempuan selama kehamilan masuk akal jika permepuan tidak mengingat beberapa hal.

Menurut Mary, alasan lain mengapa perempuan bisa menjadi lebih pelupa. Bisa jadi karena seorang perempuan memprioritaskan hal-hal secara berbeda dan melakukan lebih banyak multitasking.

5. Merasa kurang menarik

Pada trimester dua dan tiga, kehamilan akan lebih terlihat. Berat badan pada perempuan pun bertambah.

Hal ini menyebabkan perempuan kerap merasa kurang puas dengan penampilannya hingga mempengaruhi kepercayaan dirinya.

Perubahan pada penampilan ini dapat memunculkan campuran perasaan yang rumit, kata Mary.

Untuk mengatasi beberapa masalah citra tubuh ini, perempuan hamil harus menerima bahwa mereka hamil dan sebagai akibatnya tubuh mereka berubah, katanya.

Komentar orang lain dan dirinya sendiri tentang bentuk tubuh orang hamil yang diremehkan ini disebut juga dengan fat talk.

Komentar yang meremehkan tentang tubuhnya yang sedang hamil dapat menyebabkan bahaya.

Sebuah studi tahun 2020 tentang ketidakpuasan tubuh selama kehamilan, yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders, menemukan bahwa fat talk dapat memengaruhi keadaan emosional perempuan selama kehamilan.

Baca Juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Mengonsumsi Kombucha? Ini Jawaban Ahli Gizi

“Hasil menunjukkan bahwa perempuan menghadapi tekanan sosiokultural untuk ketipisan dan ketidakpuasan tubuh bahkan ketika hamil, dan terlibat dalam fat talk selama kehamilan merugikan kesehatan mental perempuan, terutama bagi yang lebih muda,” tulis para penulis.

Kawan Puan, itulah perubahan emosional pada ibu hamil.

Karena sering tak disadari dan bisa berdampak pada ibu serta bayi, yuk ajak suamimu untuk membaca informasi ini.

Agar kelak bisa sama-sama mengatasi jika Kawan Puan mengalami perubahan emosi ini saat hamil. (*)

Sumber: Live Science
Penulis:
Editor: Arintya