Belajar Mencintai Diri dengan Sederhana ala Para Ratu di Film 'Ali & Ratu Ratu Queens'

Ericha Fernanda - Rabu, 16 Juni 2021
Belajar mencintai diri sendiri ala 4 karakter Ratu.
Belajar mencintai diri sendiri ala 4 karakter Ratu. Netflix

Parapuan.co - Mencintai diri sendiri itu seperti belajar formal di sekolah, ada kalanya mengalami kesulitan, membenci, dan menerima diri.

Hal ini juga bisa dipelajari lewat karakter di film Ali & Ratu Ratu Queens, yang akan tayang perdana pada Kamis (17/6/2021).

Para Ratu yang diperankan oleh Nirina Zubir (sebagai Party), Asri Welas (sebagai Biyah), Tika Panggabean (sebagai Ance), dan Happy Salma (sebagai Chinta) memiliki karakter yang berbeda tentang bagaimana mencintai diri sendiri dengan sederhana.

Baca Juga: Self Love Ala Cynthia Lamusu: Berterima Kasih dengan Diriku di Masa Lalu

Sinopsis cerita dari Ali & Ratu Ratu Queens sendiri adalah Ali (diperankan oleh Iqbaal Ramadhan) memutuskan pergi dari Jakarta ke New York untuk mencari ibunya yang telah lama hilang dari kehidupannya.

Ketika di sana, Ali bertemu dengan empat imigran Indonesia penuh warna yang tinggal di Queens.

Perjalanannya bersama Ratu Ratu pun membawanya ke sebuah pemahaman baru mengenai arti keluarga yang sesungguhnya.

Datang dengan mimpi masing-masing

"New York selalu menjadi tempat berlabuhnya banyak orang dari seluruh dunia, it’s the melting pot," kata Muhammad Zaidy, yang akrab disapa Eddy selaku produser.

Kota ini sangat bebas sekaligus menjadi sebuah simbol mengejar mimpi.

Sisi New York yang menginspirasi ini menjadi daya tarik bagi banyak orang, termasuk para karakter di film ini yang datang dengan tujuan masing-masing. 

"Kami juga menampilkan empat sosok keibuan yang larger than lifeberpikiran positif, dan yang mengukur kesuksesan mereka sendiri," tambah Eddy.

Nirina Zubir sebagai Party.
Nirina Zubir sebagai Party.

Party

Party yang senang berpindah-pindah negara akhirnya memilih New York sebagai tempat terakhir untuk ditaklukkan.

"Party datang ke New York sebagai asisten rumah tangga dengan mimpi yang sederhana, yaitu menjadi sukses dan menafkahi keluarganya.

"Mimpi yang sangat relatable bagi para imigran Indonesia di Queens," ujar Lucky Kuswandi, sutradara film ini.

Belajar dari karakter Party, mimpi itu tanpa syarat dan bisa dilakukan oleh siapapun.

Terkadang kita kesulitan untuk meraih mimpi gara-gara pendapat orang sekitar, penolakan, dan apapun yang menghentikan kita dari bermimpi.

Satu langkah kecil yang bisa lakukan adalah menutup telinga dan mulai menghidupkan mimpi.

Baca Juga: Cynthia Lamusu: Terima Kasih Diriku yang Dulu, Ini 3 Cara Self Love

Happy Salma sebagai Chinta.
Happy Salma sebagai Chinta.

Chinta

Chinta adalah sosok yang paling penyayang, santai, dan ucapannya pun selalu penuh makna.

Dia merasa nyaman dengan tubuhnya sendiri dan merawat teman-temannya secara spiritual.

Karakter Chinta terkait dengan penerimaan diri, bagaimana pun bentuk tubuh kita, itu menarik dan tidak sepantasnya dikutuk.

Lantas, siapa lagi yang akan mencintai diri kita sendiri secara penuh kalo bukan kita?

Tika Panggabean sebagai Ance.
Tika Panggabean sebagai Ance.

Ance

Ance dikirim ke New York oleh orang tuanya. Ance dulu menikah dengan pria bule.

Walaupun memiliki pekerjaan yang paling stabil di antara mereka, sebagai orang tua tunggal, teman-teman Ance justru membantunya mengurus putri satu-satunya.

Mungkin itu mengapa Eva (anak Ance) memiliki sense of belonging yang tinggi kepada ketiga ‘ibu’nya yang lain.

Belajar dari karakter Ance, meskipun ada keretakan dalam hidupnya seperti perpisahan dan berjuang membesarkan anak seorang diri, ia memiliki support system yang selalu ada untuk merangkulnya.

Memiliki cinta dari orang lain yang peduli akan keberadaan kita, sesuatu yang luar biasa untuk disyukuri.

Baca Juga: Mengenal Self Acceptance, Bagaimana Cara Menerapkan ke Keseharian?

Asri Welas sebagai Biyah.
Asri Welas sebagai Biyah.

Biyah

Si nomaden Biyah akhirnya menjadikan New York tempat perhentian terakhirnya.

Biyah adalah yang paling jahil dan tengil dari semuanya, tapi tidak ada yang pernah menghakiminya.

Sesungguhnya ia memiliki hati yang baik dan bahkan menjadi sosok yang mendukung Ali sejak awal.

"Menurut saya, Asri Welas sukses memerankan peran ini, karena bisa saja penonton salah mengira karakternya sebagai antagonis jika jatuh kepada orang yang salah," ujar Lucky.

Karakter Biyah ini sering kita temui dari teman-teman atau diri kita sendiri.

Tampak luar mungkin terlihat ganas, garang, dan antagonis.

Tapi, dari dalam kita memiliki kepribadian yang unik dan beda dari orang lain. Ya, itu bukan suatu masalah.

Terlebih, ketika orang terdekat kita tidak menghakimi sifat dan kepribadian kita yang mungkin bagi mereka aneh, ini akan sangat disyukuri.

Sebab, kita dikelilingi orang-orang baik yang paham karakter kita.

Baca Juga: Stop! Terapkan Cara Ini untuk Menghentikan Kebencian Pada Diri Sendiri

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja