Sebenarnya kalau di pagi hari, Ikha lebih mengarahkan ke protein, lalu sayur dan buah yang kaya akan vitamin serta mineral.
Meskipun begitu, Kawan Puan tetap bisa menyantap sarapan pagi yang tinggi karbohidrat asalkan asupan karbohidrat di malam hari dikurangi.
"Atau misalnya kalau pagi belum ada karbonya, diganti pas malam tidak masalah atau mungkin juga udah ada buah ni, kan udah ada karbo, berarti nanti yang siang dan malam, proporsi makananya dibuat yang ideal aja," jelas Ikha.
Ikha menegaskan kalau mengelola asupan makan itu tidak perlu terlalu strict atau ketat, seperti tidak makan karbohidrat atau menghilangkan lemak sama sekali.
Baca Juga: Mau Diet dengan Menu Sarapan Pagi Asli Indonesia, Kenapa Tidak?
Karena menurutnya, tujuan menghilangkan lemak itu harus dipertimbangkan karena mereka punya fungsinya masing-masing.
"Jadi harus sama-sama ada (protein, lemak, dan karbohidrat), walaupun nanti kita bedakan ada yang ditinggiin proteinnya, oh lalu yang ibu ini harus dikurangi lemaknya, kaya gitu," paparnya
Ikha menambahkan, apapun menunya tak ada masalah, karena makanan itu sifatnya individual.
"Misalnya kalau perempuan itu penampilan dan berat badan itu nomor satu kan, biasanya saya akan tanya dulu, kebiasaan makannya seperti apa. Karena saya enggak akan mungkin mengubah jam biologis," tuturnya.
Baca Juga: 6 Minuman Sehat dan Alami yang Mampu Menurunkan Kolesterol Jahat
Sebab pola makan atau kebiasaan yang sudah dibentuk selama bertahun-tahun itu menurutnya tidak perlu diubah terlalu banyak.
"Saya akan mencoba menata polanya dari kebiasaan yang sudah ada pada pasien. Lalu kalau saat diamati ada yang salah misalnya ada kebiasaan makan pagi itu jam sembilan, itu enggak masalah," ucapnya sembari memberi contoh.