7 Tips Mengasuh Anak agar Kuat Mental, Perlu Tahu Kapan Bilang Tidak!

Ericha Fernanda - Senin, 21 Juni 2021
Tips mengasuh anak agar kuat mental.
Tips mengasuh anak agar kuat mental. freepik

 

Parapuan.co - Sebagai orang tua, ketahuilah mental yang kuat penting untuk anak-anak karena akan sangat berguna bagi kehidupannya setiap waktu.

Sebagai informasi, kekuatan mental menuntut seseorang untuk memperhatikan tiga hal, yaitu cara berpikir, merasa, dan bertindak.

Namun, untuk membentuk anak agar kuat mental tidaklah instan. Kawan Puan perlu memerhatikan tips mengasuh anak berikut ini agar bisa mencapainya.

Tentu saja, dibutuhkan latihan, kesabaran, dan penguatan terus-menerus untuk mencapai titik di mana kamu akan melakukan hal-hal ini secara alami.

Baca Juga: Agar Anak Punya Harga Diri yang Tinggi, Berikut Tips Parenting yang Bisa Kawan Puan Coba

Memang tidak mudah, tetapi ketika sudah terbiasa dan selalu berusaha untuk berani melakukan tiga hal tadi, pertumbuhan mental akan semakin meningkat.

Melansir CNBC, Amy Morin adalah seorang psikoterapis, pemimpin redaksi Verywell Mind membagikan tujuh hal yang selalu dilakukan anak-anak agar kuat secara mental.

Yuk, simak apa saja tips mengasuk anak agar kuat mental ala penulis buku “13 Hal yang Dilakukan Anak Kuat: Berpikir Besar, Merasa Baik, Bertindak Berani” itu.

1. Anak-anak memberdayakan dirinya sendiri

Jika anak berkata, “Temanku mendapat skor lebih tinggi di ujian, yang membuatku merasa buruk tentang diriku sendiri,” mereka pada dasarnya memberi orang lain kekuatan atas emosi mereka.

Akan tetapi, anak-anak yang merasa diberdayakan tidak bergantung pada orang lain untuk merasa baik. 

Gunakan kata-kata yang menunjukkan bahwa mereka bertanggung jawab atas cara mereka berpikir, merasa, dan berperilaku, terlepas dari apa yang dilakukan orang di sekitarnya.

  • “Yang bisa aku lakukan adalah mencoba yang terbaik.”
  • “Bersikap percaya diri.”
  • “Aku cukup baik.”
  • “Aku memilih untuk bahagia hari ini.”

2. Anak-anak bisa beradaptasi dengan perubahan

Baik itu pindah ke sekolah baru atau tidak bisa bermain dengan teman selama pandemi, perubahan itu sulit.

Anakmu mungkin merindukan hal-hal seperti dulu atau khawatir bahwa apa yang terjadi membuat hidup mereka lebih buruk.

Tetapi anak-anak yang kuat secara mental memahami bahwa perubahan dapat membantu mereka tumbuh menjadi orang yang lebih kuat, meskipun pada awalnya mungkin tidak terasa seperti itu.

Jadi, ketika anak kamu dihadapkan pada perubahan besar, mintalah mereka berbicara secara rinci tentang bagaimana perasaannya.

Lebih penting lagi, bantu mereka menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya, misalnya, sedih, bahagia, frustrasi, gugup, atau bersemangat.

Baca Juga: Pandemi Membuat Anak Cemas dan Sulit Tidur, Bagaimana Mengatasinya?

3. Anak-anak tahu kapan harus mengatakan tidak

Anak-anak sering kesulitan untuk mengatakan tidak karena bisa terasa canggung dan aneh.

Namun, dengan menemukan keberanian untuk melakukannya lebih sering, mereka akan menemukan bahwa itu menjadi mudah seiring waktu.

Hal tersebut juga mengurangi stres karena harus berkomitmen pada hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan.

Bantu mereka menemukan keberanian untuk mengatakan tidak dengan cara sopan untuk menolak seseorang, seperti:

  • “Tidak, aku tidak bisa.” (Tidak selalu perlu memberikan alasan)
  • “Terima kasih banyak telah mengundangku, tapi aku punya rencana lain.”
  • “Aku harus memeriksa dan menghubungimu kembali.” (Gunakan ini jika mereka perlu waktu untuk memikirkannya.)
  • “Aku tidak benar-benar ingin melakukannya hari ini, tapi aku menghargai permintaanmu.”

4. Berani mengakui kesalahan

Mengakui kesalahan akan membantu anak-anak membangun karakternya.

Anak-anak menjadi cukup berani untuk menyadari kesalahannya dan secara mental mempersiapkan diri untuk sepenuhnya mengakui apa yang mereka lakukan, meskipun tahu akan ada hukuman.

Ajari anak-anak untuk tak gengsi meminta maaf dan mencari cara untuk menghindari kesalahan yang sama lagi.

Baca Juga: Ajarkan Hal Ini agar Anak Lebih Berani dan Tak menjadi Korban Bullying

5. Mengapresiasi kesuksesan orang lain

Normal bagi anak-anak untuk merasa cemburu ketika temannya mendapatkan mainan baru atau ketika tim lain memenangkan kompetisi.

Anak-anak yang kuat secara mental akan mendukung rekan-rekannya, dan mereka fokus untuk melakukan yang terbaik tanpa khawatir tentang apa yang dilakukan orang lain.

Mintalah anak-anak membuat daftar sifat yang mereka kagumi. Barangkali mereka ingin lebih percaya diri seperti kakaknya atau optimis seperti gurunya.

Dorong mereka untuk bertindak seolah-olah mereka sudah memiliki sifat-sifat itu.

Ini bukan berarti mereka harus menjadi orang lain dan melupakan diri sendiri.  Namun, saat anak-anak merasa baik tentang dirinya sendiri, lebih mudah untuk merayakan keberhasilan orang lain.

6. Tidak putus asa saat alami kegagalan

Anak-anak yang berhasil akan memusatkan perhatian pada apa yang salah dan bagaimana cara memperbaikinya setelah alami kegagalan.

Sehingga, anak-anak memiliki mindset berkembang yang membantunya mengubah kegagalan menjadi pengalaman belajar yang positif.

Ini akan membuat anak-anak semakin percaya diri, dan mereka akan tahu bahwa satu nilai buruk tidak berarti mereka buruk dalam bidang tersebut.

Baca Juga: Lebih Disukai Anak, Pahami Karakteristik Gaya Pengasuhan Berwibawa

7. Menjadi kuat dan mampu bertahan

Menyerah ketika mengerjakan sesuatu yang tak kunjung usai adalah langkah yang paling mudah.

Namun, anak-anak yang kuat secara mental siap bertahan dan akan terus bekerja keras bahkan ketika mereka tidak menyukainya.

Seringkali, anak-anak akhirnya berhasil dan menemukan bahwa ia lebih kuat dari yang mereka kira.

Mintalah anak kamu menulis surat yang diisi dengan kata-kata kebaikan dan dorongan untuk diri mereka sendiri.

Ini bisa berupa catatan panjang, atau pendek dan sederhana yang mengatakan: “Saya tahu segala sesuatunya sulit, tapi kamu dapat melakukan ini karena telah mencapai tujuan yang menantang sebelumnya. Semangat ya, kamu bisa melakukannya lagi.”

Setiap kali anak-anak merasa tergoda untuk menyerah, suruh mereka kembali ke surat itu. Ini akan memotivasinya untuk maju dan bertahan. (*)

Sumber: CNBC
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru