Saran Psikolog agar Hubungan Personal dan Profesional Tipe Pengabdi Seimbang

Arintha Widya - Rabu, 23 Juni 2021
ilustrasi perempuan tipe pengabdi soal masalah personal dan profesional di kantor
ilustrasi perempuan tipe pengabdi soal masalah personal dan profesional di kantor metamorworks

Parapuan.co - Kawan Puan, apakah kamu adalah tipe Pengabdi yang mendedikasikan mimpi untuk kesenangan orang lain?

Berdasarkan riset PARAPUAN April 2021 ini, tipe Pengabdi adalah tipe perempuan menggapai mimpi yang berorientasi membahagiakan orang di sekitarnya.

Maka itu, agar hubungan personal dan profesional tipe Pengabdi bisa seimbang, psikolog menyarankan beberapa hal ini.

Pasalnya, tipe Pengabdi adalah perempuan yang lebih mengedepankan perasaan dan mengutamakan orang lain, dalam menggapai mimpinya.

 

Hal ini karena kamu mempertimbangkan perasaan dan kesenangan orang lain tadi, jadi kamu juga memikirkan segala sesuatu dengan perasaanmu.

Masalahnya, ketika upayamu membahagiakan orang lain tidak sesuai harapan, Kawan Puan yang termasuk tipe Pengabdi akan merasa sedih. 

Baca Juga: Pengampu, Perempuan Logis yang Berusaha Memenuhi Ekspektasi Orang Lain

Kamu sebagai perempuan tipe Pengabdi juga bakal merasa gagal, overthinking, bahkan sampai menyalahkan diri sendiri.

Misalnya saja ketika kamu tidak bisa membantu rekan kerja menyelesaikan tugasnya, sehingga ia mendapat teguran dari atasan.

Nah, kamu tentu merasa bersalah pada temanmu karena gagal membuat pekerjaannya sukses.

Menurut Dr. Sukmarani, M.Si., Psikolog sekaligus dosen di Universitas Krida Wacana, sebaiknya kamu sebagai tipe Pengabdi tidak perlu terlalu merasa bersalah.

Kamu perlu belajar menyadari bahwa semua tugas adalah tanggung jawab masing-masing, dan setiap pekerjaan sudah ada porsinya.

Jadi, kamu tak harus merasa sungkan kalau tidak bisa membantu orang lain dan pada akhirnya gagal membahagiakan mereka.

"Kita boleh membantu orang lain apabila tugas dan tanggung jawab kita telah selesai. Ini bukan berarti kita egois dan ingin menonjolkan diri," kata Sukmarani.

Sukma pun mengatakan, "Dalam bekerja, setiap pekerja memiliki tupoksi yang merupakan tanggung jawab selama ia mengemban jabatan tersebut. Itu komitmen masing-masing."

Perasaan bersalah karena gagal membahagiakan orang lain itu bisa jadi akan menurunkan performa kerja tipe perempuan Pengabdi.

Untuk itulah kamu mesti membuat batasan antara karier dan kehidupan agar pekerjaan tidak mengganggu kualitas hidupmu.

Bagaimana caranya? Berikut solusi yang disarankan oleh Sukma saat diwawancarai PARAPUAN belum lama ini. Simak, yuk!

Baca Juga: Rentan Stres, Psikolog Sebut Tipe Pengelola Butuh Ini untuk Atasi Masalah Kantor

1. Tidak overthinking

Cobalah untuk tidak memikirkan tentang kegagalanmu membahagiakan orang lain secara berlebihan.

2. Menentukan prioritas kerja

Kedua, tentukan prioritas kerja dan pandai-pandailah memilah kembali mana yang bersifat personal dan profesional.

"Setiap orang perlu menyeimbangkan diri dengan pekerjaan dan kehidupan pribadinya, sehingga ia tetap bahagia dan memiliki kehidupan yang berkualitas," terang Sukma.

3. Belajar untuk tidak baper

Belajarlah untuk tidak mudah terbawa perasaan atau menjadi sensitif, dan biasakan sikap itu.

4. Berani berkata tidak

Kalau rekan kerja meminta bantuanmu dan Kawan Puan merasa tidak yakin bisa membantunya, maka tidak masalah untuk menolak.

Kamu mesti berani berkata tidak ketimbang nantinya kamu dan temanmu justru malah gagal hingga kamu merasa bersalah karenanya.

Penting untuk membuat batasan jika sudah bicara soal personal dan profesional.

"Orientasi rekan yang tidak selaras dengan nilai dan keyakinan dapat mengganggu kehidupan pribadi maupun perfoma kerja. Perlu ada batasan," ujar Sukma.

5. Melihat secara objektif

Jika kamu perlahan melatih diri untuk melihat segala persoalan secara objektif, kemungkinan menyalahkan diri sendiri juga kecil.

Kamu pun tidak akan berlebihan menilai kegagalan yang dialami orang lain karena kelalaianmu.

"Belajar untuk tidak menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, dan melihat secara objektif," tutup Sukmarani.

Baca Juga: Butuh Prioritas, Ini Cara Tipe Perempuan Pengembara Kembangkan Karier Menurut Psikolog

Meski begitu, bagaimanapun kamu tetap bisa membantu rekan kerja dalam tim, ya.

Tetap jaga kekompakan dengan mereka supaya kalian bisa meraih sukses bersama. (*)

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

Kurikulum Merdeka Beri Literasi Finansial untuk Siswa, Bagaimana Aplikasinya?