Parapuan.co - Kawan Puan, mengalami keracunan makanan itu sangat mengganggu.
Keracunan makanan biasanya terjadi ketika patogen mencemari makanan atau air minum.
Meskipun tidak nyaman, keracunan makanan relatif umum terjadi.
Adapun gejala yang muncul dan umumnya terjadi di saluran pencernaan seperti muntah, mual, dan diare.
Baca Juga: Lima Patogen Penyebab Keracunan Makanan yang Perlu Kawan Puan Ketahui
Untuk menangani keracunan makanan, setidaknya kamu harus membiarkan perutmu tenang terlebih dulu.
Mulai dari memilih makanan yang sifatnya lembut bagi lambung, menghidrasi tubuh, dan beristirahat yang cukup.
Di samping itu, dilansir dari Healthline, Kawan Puan juga harus tahu, kalau risiko keracunan makanan itu lebih tinggi pada beberapa orang, yakni:
Baca Juga: Work From Home Diperpanjang, Ini 5 Cara Menjaga Tubuh Tetap Sehat
1. Bayi dan anak-anak
Keracunan makanan umum terjadi pada anak-anak seperti halnya pada orang dewasa, dan dapat menimbulkan kekhawatiran.
Anak-anak, terutama yang berusia di bawah satu tahun, rentan terhadap Botulisme.
Botulisme adalah kondisi keracunan serius yang disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium Botulinum.
Memang botulisme jarang terjadi, namun hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian jika tidak segera diketahui.
Anak-anak juga lebih berisiko mengalami reaksi serius terhadap bakteri E. coli.
Setiap bayi atau anak yang tampaknya memiliki gejala keracunan makanan perlu diperiksa oleh profesional medis untuk menyingkirkan botulisme dan dehidrasi.
Anak-anak menjadi lebih mudah mengalami dehidrasi daripada orang dewasa dan perlu dipantau secara ketat.
Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Pasca Melahirkan
2. Ibu hamil
Perempuan yang sedang hamil harus hati-hati atas apa yang dikonsumsi, jika tidak keracunan makanan bisa mengancam.
Pasalnya keracunan makanan akibat bakteri Listeria mampu merusak perkembangan bayi yang belum lahir.
Oleh karena itu, ibu hamil harus mendapatkan nutrisi yang tepat demi membantu bayi berkembang.
Jika suatu saat ibu hamil terjangkit keracunan makanan, segeralah datang dan konsultasi ke dokter.
3. Orang tua
Orang dewasa yang berusia tua juga lebih rentan terhadap komplikasi dari keracunan makanan.
Secara khusus, jenis E. coli tertentu dapat menyebabkan pendarahan dan gagal ginjal.
Jika orang dewasa di atas 60 tahun memiliki gejala keracunan makanan, mereka harus menghubungi dokter perawatan untuk mengatasi masalah ini.
Baca Juga: Covid-19 Buat Indera Perasa Hilang? Mungkin Kamu Alami Ageusia
4. Orang dengan kondisi kronis
Orang yang memiliki penyakit kronis seperti HIV, penyakit hati, atau diabetes memiliki risiko lebih besar mengalami komplikasi keracunan makanan, yang serius.
Kemungkinan jika keracunan makanan, orang dengan kondisi kronis ini akan menerima perawatan yang menekan respons imun, seperti kemoterapi atau yang lainnya.
Nah, meskipun beberapa orang dengan kondisi di atas lebih berisiko terkena keracunan makanan, tapi jangan menyepelekan diri sendiri yang tidak dalam kondisi tersebut ya.
Sebab, keracunan makanan bisa terjadi pada siapa saja.
Maka dari itu, sebagai pemiliki tubuh kamu harus lebih berhati-hati dan menjaga kebersihan sebelum mengonsumsi sesuatu. (*)