Dari Alami Diskriminasi hingga Demotivasi, Ini Kisah Pilot Garuda Mellisa Anggiarti

Aghnia Hilya Nizarisda,Arintha Widya - Rabu, 11 Agustus 2021
Pilot Perempuan Mellisa Anggiarti
Pilot Perempuan Mellisa Anggiarti Instagram @imellisasist

Parapuan.co - Tidak selalu mengudara seperti pekerjaannya, salah satu pilot perempuan Indonesia Mellisa Anggiarti juga pernah ada di titik terendah.

Pilot perempuan di Garuda Indonesia ini bahkan pernah mengalami diskriminasi hingga merasakan demotivasi saat menjalani pendidikan penerbangan.

Namun, Mellisa Anggiarti berhasil bangkit dan sekarang menjadi salah satu pilot perempuan Indonesia yang diperhitungkan kompetensi dan prestasinya.

Menariknya, Mellisa Anggiarti sebelumnya ialah lulusan Filsafat Universitas Indonesia (UI) dan sempat menjadi finalis Abang None Jakarta.

Kisah Mellisa Anggiarti sebagai pilot perempuan dimulai setelah dirinya melalui konflik batin panjang karena saat kuliah bercita-cita menjadi jurnalis.

Baca Juga: Ditinggal Orang Tua Saat Bayi, Maggie Mac Neil Kini Sukses Raih Emas Olimpiade

Akan tetapi, takdir seakan memaksa Mellisa Anggiarti mengubur mimpi itu untuk mendapatkan hal yang lebih baik, yakni menjadi pilot perempuan Indonesia.

Latar belakang keluarganya, mulai dari kakek dan sang ayah yang bergelut di dunia penerbangan, membuat Mellisa Anggiarti menyusun mimpi baru menjadi seorang pilot.

"Kakek aku, tuh, pengajar di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Terus ayahku juga pilot di maskapai yang sama kayak aku sekarang," terang Mellisa.

"Tapi memang aku sebelumnya nggak ada sama sekali ke sana (jadi pilot). Aku kuliah biasa aja, dan aku bener-bener pengennya jadi jurnalis tadinya, karena aku ambil filsafat, kan."

"Terus ayahku pensiun waktu itu. Aku mikir, apa ya pekerjaan yang aku neggak harus pindah dari rumah," imbuh Mellisa saat dihubungi PARAPUAN belum lama ini.

Setelah mempertimbangkan beberapa lama, perempuan yang bertugas sebagai First Officer Garuda Indonesia B738 itu akhirnya membuat keputusan.

Awal Karier Menjadi Pilot

Semula, Mellisa Anggiarti berpikir untuk bekerja di perusahaan sang ayah di dekat bandara yang juga tak jauh dari rumahnya di Tangerang.

Namun, karena Mellisa Anggiarti ialah tipe perempuan yang tidak suka berdiam diri bekerja di suatu tempat, dirinya sempat terpikir pula untuk menjadi pramugari.

Akan tetapi, sang ayah menyarankannya untuk jadi pilot dan ikut pendidikan penerbangan.

Walau sempat ragu karena keterbatasan dana untuk sekolah pilot yang cukup mahal, Mellisa Anggiarti akhirnya mantap lantaran mendapat banyak dukungan.

Sang ayah pun menjual sebidang tanah untuk digunakan membiayai sekolah pilot Mellisa Anggiarti di Bali International Flight Academy.

Baca Juga: Sosok Sandra Sanchez, Ratu Karate Pemenang Olimpiade Tokyo 2020

Perjalanan Mellisa Anggiarti di pendidikan pilot tidak semudah yang dibayangkan. Waktu menjalani tes fisik dan kesehatan, ditemukan bahwa kadar kolesterol Mellisa Anggiarti cukup tinggi.

Mellisa mengakui, "Waktu tes, itu ditemukan bahwa kolesterol aku tinggi. Itu dari kuliah, sih, kurasa. Soalnya tiap hari makan gorengan."

"Abis itu, ya paling aku menjalankan pola hidup sehat, sampai akhirnya kolesterolnya normal," tutur Mellisa Anggiarti lagi.

Selain itu, Mellisa Anggiarti mengaku pernah mengalami kesulitan mengendalikan gerak motorik karena kurangnya latihan.

Untungnya selama di sekolah penerbangan, Mellisa Anggiarti banyak belajar dan berlatih, salah satunya dengan menggunakan flight simulator.

Setelah 10 bulan menjalani pendidikan, ia akhirnya menjadi pilot terkualifikasi yang bertugas menerbangkan pesawat Garuda Indonesia B738 sejak tahun 2016.

Alami Diskriminasi

Menjadi salah satu pilot perempuan Indonesia yang jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan laki-laki tentulah bukan hal mudah.

Diakui Mellisa Anggiarti, ketimpangan gender pernah terjadi di dunia penerbangan walau tidak secara langsung diterimanya.

Semasa bekerja sebagai pilot, Mellisa Anggiarti terbilang jarang dan hampir tidak pernah mengalami diskriminasi gender.

Akan tetapi sewaktu masih menjalani pendidikan, diakui Mellisa bahwa ia pernah diperlakukan berbeda dari rekan-rekan lainnya yang laki-laki.

Mellisa Anggiarti bercerita, seorang pengajar pernah menyinggung soal gendernya saat Mellisa sedang dalam kondisi kurang prima dan beberapa kali melakukan kesalahan.

Baca Juga: Nafissatou Thiam, Bangkit Raih Emas Heptathlon di Olimpiade Tokyo 2020

"Aku, misalnya kemampuanku lagi paling jelek hari itu. Ada aja, deh, pokoknya kesalahan yang aku buat," ujar ibu satu anak ini.

"Instructor-ku, tuh, bisa kayak ngomong yang, 'Kamu sih dandan melulu'. Terus aku ngelihat temenku melakukan kesalahan enggak dapet kayak gitu."

"Apa ya, dandan itu identik dengan perempuan, terus dia menyerang hal itu. Padahal kan nggak bener. Itu dia juga terbangnya jelek hari itu," tambahnya.

Begitu lulus sertifikasi dan mendapat izin terbang, Mellisa Anggiarti mengungkapkan tidak pernah lagi mengalami diskriminasi seperti itu.

Menurutnya, dunia penerbangan Indonesia sudah cukup profesional dan lebih fokus pada kemampuan seseorang menjalani profesinya alih-alih gender.

Demotivasi dan Bangkit Kembali

Pilot Garuda Indonesia Mellisa Anggiarti
Pilot Garuda Indonesia Mellisa Anggiarti Instagram @imellisasist

Ketika mendapat perlakuan seksis dari instruktur atau pengajarnya itu tak dimungkiri menjadi salah satu masa terendah Mellisa Anggiarti di pendidikan.

Tak hanya itu, untuk menjadi pilot profesional seperti sekarang, Mellisa Anggiarti pun harus menghadapi jam pelatihan yang sangat padat.

Rupanya, dahulu hal itu sempat membuat Mellisa Anggiarti sedih dan kecewa, hingga hampir kehilangan motivasi atau demotivasi untuk menjadi pilot.

Baca Juga: Dikagumi CEO One Championship, Inilah Sosok Paulina Purnomowati

"Aku 10 bulan sekolah ini tuh dikebut banget. Dan hari-hari itu padat banget. Kayak pagi terbang, siang di simulator, malam di kelas. Itu tiap hari gitu terus kegiatannya," ujar Mellisa.

Lantas, saat disebut dandan melulu, Mellisa mengakui, "Itu bikin hatiku kayak sakit banget, kenapa diungkit soal penampilanku."

 

"Pada saat itu aku merasa, 'Aku nyaman dan cocok enggak, ya, di sini?' gitu. Itu akhirnya memengaruhi semuanya. Aku demotiviasi gitu," tambah Mellisa.

Beruntung, Mellisa tidak sampai terpuruk dan menghentikan langkahnya yang tidak sedikit lagi.

Teman-teman menyemangatinya dan Mellisa Anggiarti sendiri meyakinkan diri untuk tidak berhenti hanya karena masalah tersebut.

Terlebih, Mellisa Anggiarti mempertimbangkan apa yang sudah dikorbankannya untuk masuk ke sekolah penerbangan.

"Udah keluar duit banyak masa nggak menghasilkan apa-apa. Nanti keluarga gimana, temen-temen aku gimana," ungkap Mellisa Anggiarti.

Baca Juga: Kisah Apriyani Rahayu Menjadi Atlet, Berawal dari Raket Kayu Buatan Sang Ayah

Terlepas dari berbagai kesulitan yang dialami, Mellisa Anggiarti bersyukur dapat bertahan dan menggapai mimpinya menjadi pilot perempuan Indonesia.

Ia merasa beruntung mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan hobinya yang suka jalan-jalan.

Mellisa Anggiarti menjadikan hal itu sebagai motivasi untuk terus mencetak prestasi dengan jam terbang tinggi sebagai salah satu pilot perempuan di Garuda Indonesia.

Selain karena sudah berjuang, hal lain yang memotivasinya adalah karena ia ingin orang lain memandang bahwa pilot perempuan setara dengan pilot laki-laki.

 

Baca Juga: Pernah Alami Anemia dan Anxiety, Yui Ohashi Raih 2 Emas di Olimpiade Tokyo 2020

Nah, Kawan Puan, begitulah perjalanan karier Mellisa Anggiarti sebelum dan setelah menjadi pilot.

Semoga kisahnya menginspirasimu untuk terus berjuang dan pantang menyerah menggapai impian, ya. (*)

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Diperkosa, Kenapa Anak Masih Rentan Jadi Korban Kekerasan?