Ikan kemudian dibiarkan mengering di luar ruangan selama 24 jam.
Saat dikeringkan, ikan ini perlahan mulai membusuk sehingga menghasilkan bau yang tajam.
Setelah itu, ikan pun diasinkan dengan garam. Setelah ditaburi garam, ikan pun ditumbuk.
Dengan kecanggihan teknologi, Chhan mengaku bahwa ia menggunakan mesin kecil yang dioperasikan secara manual.
Akan tetapi, di zaman dulu, orang tua menginjak ikan dengan kaki telanjang.
Baca Juga: Cita Rasa Indonesia, Ini 4 Kue Tradisional Berbahan Gula Merah yang Wajib Dicoba
Prahok yang telah dihancurkan kemudian dikemas ke dalam wadah kedap udara.
Setelah lapisan garam ditambahkan, tutupnya ditutup rapat dan dibiarkan pada suhu kamar selama sekitar satu bulan.
Hasilnya adalah prahok yang matang untuk digunakan di dapur Kamboja hingga musim tahun depan tiba.
Menjadi Teman Berbagai Lauk
Di pedesaan, prahok biasa kebanyakan dimakan bersama nasi.
Prahok juga digunakan sebagai bahan untuk membuat sup, seperti samlor kakou (sup ikan dan sayuran pedas) yang kuahnya terbuat dari ikan, babi atau ayam, sayuran, prahok dan kroeung (pasta kari).
Prahok juga melengkapi hidangan nasional, yakni ikan amok, hidangan kari ikan yang dikukus dalam daun pisang.
Prahok sendiri berfungsi sebagai sausnya.
Setiap keluarga memiliki berbagai variasi resep prahok yang berbeda-beda.
Meng mengatakan bahwa kini resep prahok sudah begitu berkembang seiring dengan perkembangan pesat di Kamboja.