Parapuan.co - Perihal makanan Asia Tenggara, kuliner khas Thailand dan Vietnam sudah terdengar akrab di telinga kita.
Kamboja, salah satu negara yang berada di Asia Tenggara ini ternyata juga punya makanan yang tak kalah menariknya.
Salah satunya adalah Prahok. Makanan ini kerap ada dalam hidangan masakan di banyak keluarga di Kamboja.
Baca Juga: Hadir di Berbagai Perayaan dan 17an, Ini Makna Filosofis Nasi Tumpeng
Menurut Luu Meng, seorang chef asal Kamboja, prahok sendiri merupakan ikan fermentasi khas Kamboja, sebagaimana dilansir dari BBC Travel.
Seperti terasi, makanan ini sudah ada sejak era Angkorian, tepatnya pada abad ke-9 hingga 15, yang merupakan periode puncak budaya di Kamboja.
"Di provinsi, ketika orang pergi dan melihat calon ibu mertua mereka, mereka harus memasak hidangan prahok ktis yang enak untuk membuatnya tersenyum. Itulah pentingnya prahok bagi kami," kata Luu.
Terbuat dari Ikan Mas Lokal
Menjadi makanan tradisional Kamboja, bahan utama prahok adalah ikan mas lumpur lokal yang disebut trey riel.
Chhan Sochea, salah satu warga setempat mengatakan bahwa selama beberapa generasi, keluarganya sudah lama memproduksi prahok di tepi Sungai Mekong dekat Phnom Penh.
"Ini sangat sulit dan memakan waktu lama," katanya.
Pertama, kepala masing-masing dari ratusan ribu ikan kecil perlu dipotong kepalanya terlebih dahulu. Selanjutnya, mereka dicuci dengan air tawar hingga 10 kali.
Ikan kemudian dibiarkan mengering di luar ruangan selama 24 jam.
Saat dikeringkan, ikan ini perlahan mulai membusuk sehingga menghasilkan bau yang tajam.
Setelah itu, ikan pun diasinkan dengan garam. Setelah ditaburi garam, ikan pun ditumbuk.
Dengan kecanggihan teknologi, Chhan mengaku bahwa ia menggunakan mesin kecil yang dioperasikan secara manual.
Akan tetapi, di zaman dulu, orang tua menginjak ikan dengan kaki telanjang.
Baca Juga: Cita Rasa Indonesia, Ini 4 Kue Tradisional Berbahan Gula Merah yang Wajib Dicoba
Prahok yang telah dihancurkan kemudian dikemas ke dalam wadah kedap udara.
Setelah lapisan garam ditambahkan, tutupnya ditutup rapat dan dibiarkan pada suhu kamar selama sekitar satu bulan.
Hasilnya adalah prahok yang matang untuk digunakan di dapur Kamboja hingga musim tahun depan tiba.
Menjadi Teman Berbagai Lauk
Di pedesaan, prahok biasa kebanyakan dimakan bersama nasi.
Prahok juga digunakan sebagai bahan untuk membuat sup, seperti samlor kakou (sup ikan dan sayuran pedas) yang kuahnya terbuat dari ikan, babi atau ayam, sayuran, prahok dan kroeung (pasta kari).
Prahok juga melengkapi hidangan nasional, yakni ikan amok, hidangan kari ikan yang dikukus dalam daun pisang.
Prahok sendiri berfungsi sebagai sausnya.
Setiap keluarga memiliki berbagai variasi resep prahok yang berbeda-beda.
Meng mengatakan bahwa kini resep prahok sudah begitu berkembang seiring dengan perkembangan pesat di Kamboja.
Sebagai Mata Pencaharian Lokal
Makanan prahok ini ternyata penting bagi mata pencaharian lokal sejak Kekaisaran Khmer.
Bahkan bahan utama ikan ini dipakai menjadi nama mata uang Kamboja, yaitu riel.
"Prahok telah menjadi makanan sehari-hari orang Khmer selama berabad-abad," kata Chhem Siriwat, yang menerbitkan makalah berjudul Food Diplomacy for Cambodia's Nation Branding tahun lalu.
Ia mengatakan bahwa prahok telah ada dalam hidup raja dan para petani sejak dulu.
Baca Juga: Simak! Berikut Ini 5 Makanan Khas Suku Betawi yang Wajib Kamu Coba
Chhem mengatakan bahwa dunia sangat akrab dengan masakan Thailand dan Vietnam di sebelahnya, masakan Kamboja masih relatif tidak dikenal.
Untuk itu, ia berharap agar prahok dapat membantu memperkenalkan budaya kuliner nusantara yang lebih luas kepada khalayak yang lebih luas.
(*)