Masih dari sumber yang sama, berikut ini risiko yang mungkin dapat terjadi ketika menjalani program bayi tabung:
- Sindroma hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome/OHSS), sekitar dua persen,
- Kehamilan multipel (kembar),
- Kehamilan ektopik,
- Perdarahan/cedera pembuluh darah dalam rongga perut saat tindakan panen telur, dan
- Infeksi.
Program bayi tabung (IVF) harus dijalankan oleh pasangan yang benar-benar siap fisik dan mental.
Baca Juga: Kapan Harus Lapor Jika Muncul Efek Samping Usai Vaksinasi Covid-19?
Selain itu juga ditambah dengan dukungan kemahiran dokter dan perawat yang dapat mengarahkan, membimbing, dan membantu prosesnya.
Maka dari itu, alangkan baiknya jika Kawan Puan dan pasangan memilih klinik bayi tabung (IVF) yang memiliki teknologi medis terdepan untuk memastikan success rate yang baik.
Tak lupa juga untuk mengecek bagaimana kompetensi tim dokter yang menangani program bayi tabung, tim perawat, embriologis, bahkan andrologisnya.