Parapuan.co - Bagi kamu yang sudah menikah, memiliki buah hati merupakan salah satu impian ya.
Namun, bagi beberapa orang yang punya masalah kesuburan, untuk mendapatkan keturunan itu bukanlah hal yang mudah.
Meski demikian, di zaman yang sudah berkembang ini, ada berbagai metode agar lebih mudah mendapatkan anak yakni in-vitro fertilitation (IVF), atau yang lebih sering dikenal sebagai bayi tabung.
Baca Juga: 5 Hal Tentang Virus Covid-19 Varian Delta yang Wajib Diketahui
Berdasarkan siaran pers yang diterima PARAPUAN dari Rumah Sakit Pondok Indah pada Kamis (15/07/2021), tingkat keberhasilan bayi tabung itu mencapai 40 hingga 50 persen pada calon ibu yang berusia kurang dari 35 tahun.
Meski demikian, perlu Kawan Puan catat baik-baik juga bahwa semua tindakan medis tentu ada risikonya.
Hal ini tak terkecuali ketika Kawan Puan dan pasangan menjalani program bayi tabung.
Masih dari sumber yang sama, berikut ini risiko yang mungkin dapat terjadi ketika menjalani program bayi tabung:
- Sindroma hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome/OHSS), sekitar dua persen,
- Kehamilan multipel (kembar),
- Kehamilan ektopik,
- Perdarahan/cedera pembuluh darah dalam rongga perut saat tindakan panen telur, dan
- Infeksi.
Program bayi tabung (IVF) harus dijalankan oleh pasangan yang benar-benar siap fisik dan mental.
Baca Juga: Kapan Harus Lapor Jika Muncul Efek Samping Usai Vaksinasi Covid-19?
Selain itu juga ditambah dengan dukungan kemahiran dokter dan perawat yang dapat mengarahkan, membimbing, dan membantu prosesnya.
Maka dari itu, alangkan baiknya jika Kawan Puan dan pasangan memilih klinik bayi tabung (IVF) yang memiliki teknologi medis terdepan untuk memastikan success rate yang baik.
Tak lupa juga untuk mengecek bagaimana kompetensi tim dokter yang menangani program bayi tabung, tim perawat, embriologis, bahkan andrologisnya.
Di sisi lain, Kawan Puan juga harus tahu jika sperma pasangan itu punya peran penting dalam menciptakan embrio yang berkualitas.
Sehingga seorang suami harus disiapkan betul kualitas spermanya dengan selalu menerapkan gaya hidup yang sehat.
Baca Juga: Sedang Hamil? Ini Vaksin yang Diterima Demi Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
Tak sampai situ saja, peran suami juga meliputi dukungan kepada istri, baik finansial, ikut menjalani beberapa pemeriksaan dasar, hingga pada proses bayi tabungnya itu sendiri.
Nah, Kawan Puan, dengan membaca ulasan di atas, kita semua jadi tahu ya tentang beberapa risiko yang mungkin diterima seseorang yang menjalani program bayi tabung.
Walaupun begitu, perlu dicatat juga kalau program IVF ini kerjasama antara kedua belah pihak yakni suami dan istri ya, Kawan Puan. (*)