"Saat itu aku belajar menjadi a bigger person dari orang yang cemooh atau ngeledek itu, tapi di sisi lain juga sadar bahwa untuk giving our love to people yang mungkin sebenarnya kita sendiri juga butuh buat diri sendiri its not a wise thing to do," jelasnya.
Dalam artian, hal ini bukanlah cara yang bijak karena percuma memuji orang lain jika dalam hati masih ada rasa kesal dan tidak bisa menerima, menurutnya.
"Saat aku menyadari bahwa hati aku enggak sebesar itu dan kalau dibiarkan begitu saja hal yang aku kira sikap paling baik secara tidak langsung bisa it's consume me," ceritanya.
Mulai dari situ, Uchiet pun belajar untuk menetapkan batasan dengan omongan orang di sekitar.
"Belajar untuk setting boundaries, kalau aku lagi enggak bisa jadi bigger person cukup hargai ucapan orang, enggak perlu kasih energi balik karena sejatinya kita butuh lebih banyak energi untuk menyelamatkan diri sendiri dulu," tambahnya lagi
Lebih lanjut lagi, ia menyampaikan bahwa saat kita memberikan energi pada orang lain hal ini akan berujung kompensasi dan balik lagi saat kita sudah merasa cukup dengan diri kita maka orang lain juga akan merasakan dampak baiknya.
"Sampai sekarang, hal yang aku lakukan adalah focus on myself aja," ujar Ucita.
"Kalau ada komentar negatif aku cukup hargai kata-katanya saja, karena dengan begitu aku pun juga belajar untuk menghargai perkataan diriku sendiri," pungkasnya. (*)
Baca Juga: Mikaila Patritz Tanggapi Unggahan Micelle yang Kritik Body Positivity