Walau akan memberikan keuntungan bagi pelaku industri tekstil dan fashion, namun dapat dipastikan bahwa penggunaan serat-serat sintetis tersebut akan merusak lingkungan dalam skala besar.
Misalnya saja seperti polyester, serat sintetis yang satu ini berbahan dasar plastik yang terbuat dari batu bara dan minyak bumi.
Tentunya seperti yang kita tahu, batu bara dan minyak bumi menyumbang polusi dalam jumlah tinggi terhadap lingkungan dan non-biodegradable.
Lebih dari itu, sebagian besar serat sintetis menggunakan pewarna beracun, yang mana air limbahnya menyebabkan kerusakan lingkungan pada tanah dan hewan.
Pernah ditemukan juga ikan yang terpapar limbah plastik diperiksa terdapat nilon sintetis di saluran ususnya.
Begitu juga burung laut ditemukan mati karena mengonsumsi serat sintetis yang mereka pikir adalah makanan.
Baca Juga: Ternyata, Tak Semua Brand Label 'Green Fashion' Mempraktikkan Mode Berkelanjutan
Munculnya industri pakaian berbahan dasar minyak bumi menjadi biang keladi pada produksi serat dan kain sintetis yang mengganggu lingkungan.
Masih dilaporkan oleh CMF, bahwa industri pakaian bertanggung jawab atas lebih dari 20 persen polusi air di dunia.
Kain sintetis akan melepaskan jutaan mikroplastik ke lautan dan saluran air saat kita mencucinya, sehingga tentunya ini akan memberikan ancaman serius bagi kehidupan laut.
Bahkan menurut laporan International Union for Conservation of Nature pada tahun 2017 memapakarn bahwa tekstil akan menjadi sumber polusi mikroplastik laut terbesar di dunia.
Beberapa bahan kimia ini juga merupakan produk limbah dari proses manufaktur yang kemudian tercampur ke dalam air.
Sebagian besar bahan kimia ini tidak mungkin terurai dan dapat bertahan hingga 200 tahun lamanya, artinya air tersebut selamanya tercemar.
Selain itu pula, bahan sintetis yang merupakan produk sampingan dari minyak bumi ini tidak dapat terurai secara hayati dan membutuhkan waktu lama untuk terurai hingga menciptakan polusi jangka panjang.
Nilon yang susah didaur ulang, membuatnya sulit terurai dan berakibat menumpuk di tempat pembuangan sampah.
Polyester mudah didaur ulang, sehingga tidak terlalu bahaya bagi lingkungan.
Umumnya, polyester yang didaur ulang ini digunakan untuk membuat eco-fashion, yaitu fashion yang lebih ramah lingkungan.