Keaktifan Ara tentu disadari oleh orang tuanya, maka mereka mendukung mimpi Ara untuk berperan menjadi seorang putri di drama sekolahnya.
Euis baru saja memasuki dunia remaja di kota namun sudah harus berpindah ke desa yang memiliki budaya pergaulan yang jauh berbeda.
Di awal film, Euis digambarkan sebagai seorang anggota tim modern dance, dia memiliki bakat dan mimpi untuk terus mengikuti kompetisi menari bersama timnya di Jakarta.
Mimpi Euis dan Ara adalah hal yang mendorong mereka tetap bersemangat, bagaikan api, mimpi-mimpi tersebutlah yang membuat mereka tetap menyala.
Keadaan keluarga yang berubah drastis membuat mimpi-mimpi tersebut perlahan harus dilupakan oleh Euis dan Ara dan api semangat kedua anak tersebut harus redup sejenak.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Anak yang Masih Cocok Dibaca hingga Dewasa dalam Rangka Hari Anak Nasional
Sebagai orang tua, melihat anak-anak yang kehilangan motivasinya untuk mengejar mimpi pasti sangatlah menyakitkan, apa lagi perubahan drastis di perilaku mereka nampak jelas.
Di saat yang sama, Abah dan Emak sedang berada di dalam keadaan yang sangat sulit, ditambah Abah yang harus mengalami kecelakaan kerja.
Namun, mengingat mimpi dan harapan dari anak-anak membuat mereka bangkit lagi, walaupun dengan cara yang berbeda.
Film yang cukup realistis ini tidak mengglorifikasikan perjuangan yang berujung pada keberhasilan dan kesejahteraan materialistik, seperti film keluarga yang sering kita temukan.
Namun, perjuangan Abah dan Emak dalam mewujudkan mimpi Euis dan Ara digambarkan sangat sederhana namun penuh kekuatan.