Parapuan.co - Olimpiade Tokyo 2020 bisa dibilang menjadi era baru bagi atlet perempuan di kancah pertandingan Olimpiade.
Pada gelaran Olimpiade tahun ini, kita bisa melihat bagaimana partisipasi atlet perempuan hampir sama dengan atlet laki-laki, dengan perbandingan tipis yakni 48,8% banding 51,2%.
Di samping itu, jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan pun ada lebih banyak bagi atlet perempuan, yakni 46 untuk atlet perempuan dan 45 untuk atlet laki-laki.
Tentu ini jadi kabar baik bagi atlet perempuan dan juga semua perempuan pada umumnya, sebab ajang Olimpiade kini memberi kesempatan yang lebih luas kepada perempuan untuk bertanding.
Baca Juga: Bangga! Deretan Cabang Olahraga Maskulin Ini Diwakili Atlet Perempuan di Olimpiade Tokyo 2020
Seolah tidak menyiakan kesempatan, atlet perempuan di Olimpiade Tokyo 2020 pun menunjukkan kemampuan serta usaha terbaik mereka.
Atlet perempuan di Olimpiade Tokyo 2020 tidak hanya bersaing dalam jumlah rekor dan medali, namun juga menghancurkan stereotip tentang apa artinya menjadi seorang atlet.
Olimpiade Tokyo 2020 pun lebih indah dengan kehadiran atlet perempuan bersama dengan kondisi mereka masing-masing.
Ada atlet atletik yang sedang hamil namun tetap berkompetisi dan juga pemain bola basket perempuan berusia 40 tahun.
Dari Olimpiade Tokyo 2020, inilah pemandangan indah yang bisa kita dapatkan ketika atlet perempuan diberikan kesempatan yang sama untuk bertanding seperti atlet laki-laki.
Ada lebih banyak atlet perempuan hamil dan menyusui yang ikut berkompetisi
Partisipasi atlet perempuan yang juga seorang ibu di Olimpiade sudah terlihat sejak berabad-abad lalu.
Melansir dari NBC News, Olimpiade Paris tahun 1900 adalah kali pertama atlet perempuan bisa berpartisipasi.
Kala itu, pemain golf Amerika, Mary Abbott bertanding melawan putrinya sendiri yaitu Margaret di babak final, dimana pertandingan dimenangkan oleh Margaret yang mendapatkan medali emas.
Sementara itu, partisipasi atlet perempuan yang sedang mengandung pun sudah terlihat dan makin berkembang.
Ada skater Martina Valcepina yang memenangkan perunggu dalam Olimpiade Sochi tahun 2014 dengan keadaan mengandung anak kembar.
Lalu ada pula pemain voli asal Amerika Serikat, Kerri Walsh yang memenangkan medali emas dalam keadaan mengandung lima pekan di Olimpiade London 2012.
Di Olimpiade Tokyo 2020 yang diadakan tahun 2021 ini, Lindsay Flach atlet perempuan yang sedang mengandung terlihat dalam uji coba Olimpiade cabang heptathlon bulan Juni lalu.
Baca Juga: Kabar Bahagia! Atlet Perempuan Kini Boleh Bawa Anak ke Olimpiade Tokyo 2020
Begitu pun dengan petinju perempuan asal Kanada, Mandy Bujold yang hamil pada tahun 2018 dan bisa bersaing di kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Meskipun sebelum itu ia sempat berjuang di pengadilan untuk mendapatkan akomodasi untuk perempuan yang sedang hamil atau pasca melahirkan selama periode kualifikasi.
Pemain bola basket Kanada, Kim Gaucher juga berhasil mengajukan izin ke penyelenggara Olimpiade untuk membawa buah hatinya yang masih dalam masa menyusu ke Tokyo.
Padahal sebelumnya anggota keluarga atlet dilarang bergabung bersama mereka ketika bertanding di Olimpiade.
Berkat itu, saat ini atlet perempuan yang sedang masa menyusui boleh membawa anak ke Olimpiade Tokyo 2020.
Atlet perempuan mendobrak batasan usia di Olimpiade
Sepanjang perhelatan Olimpiade, usia masih jadi tantangan tersendiri bagi para atlet perempuan.
Biasanya, di umur tertentu atlet perempuan sudah mulai pensiun dan tidak lagi mengikuti Olimpiade.
Namun di Olimpiade Tokyo 2020 kali ini, ada beberapa atlet perempuan yang sudah berusia 30 tahun ke atas dan masih aktif berkompetisi.
Ada atlet perempuan di Olimpiade Tokyo 2020, Sue Bird yang berusia 40 tahun.
Dia ini merupakan atlet perempuan peraih medali emas Olimpiade sebanyak empat kali.
Lalu ada Mary Hanna, atlet berkuda yang berusia 66 tahun saat bertanding di Olimpiade Tokyo 2020.
Mary Hanna juga termasuk salah satu atlet perempuan tertua di Olimpiade Tokyo 2020.
Carli Lloyd, pemain sepak bola Amerika Serikat menambah daftar panjang atlet perempuan berusia matang di Olimpiade Tokyo 2020.
Carli Lloyd ini berusia 39 tahun dimana ia mendobrak norma usia pemain dalam tim yang usia rata-ratanya adalah 30,8 tahun.
Baca Juga: Keren! 6 Negara Ini Kirimkan Atlet Perempuan Lebih Banyak di Olimpiade Tokyo 2020
Dari Indonesia, ada Greysia Polii yang baru saja memenangkan emas di Olimpiade Tokyo 2020 dengan usianya yang menginjak 33 tahun.
Greysia mendapat gelar sebagai atlet bulu tangkis perempuan tertua yang berhasil memenangkan medali emas di Olimpiade.
Olimpiade Tokyo 2020 membuktikan bahwa ketika perempuan diberi kesempatan untuk bertanding dan menekuni bidang yang mereka sukai, mereka akan memberikan yang terbaik, termasuk menyumbang medali untuk negaranya. (*)