Sederhana Tapi Penuh Makna, Ini 5 Momen Ikonik Upacara Penutupan Olimpiade Tokyo 2020

Alessandra Langit - Senin, 9 Agustus 2021
Upacara penutupan Olimpiade Tokyo 2020 pada Minggu malam.
Upacara penutupan Olimpiade Tokyo 2020 pada Minggu malam. AFP/KAZUHIRO NOGI

Parapuan.co - Olimpiade Tokyo 2020 selesai dan diakhiri dengan upacara penutupan yang digelar pada hari Minggu (8/8/2021) pukul 18.00 WIB.

Selama lebih dari dua minggu terakhir, para atlet dari berbagai cabang olahraga berkumpul dan berkompetisi demi meraih medali terbanyak untuk negaranya.

Namun, Olimpiade tahun ini cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena adanya pandemi Covid-19.

Tidak ada sorak-sorai penggemar di kursi penonton atau hiruk-pikuk yang memenuhi kota Tokyo.

Warga Tokyo pun tidak bisa berkumpul bersama dan berbincang-bincang dengan penuh semangat tentang pertandingan yang disaksikan.

Baca Juga: Yuk Intip Tradisi Upacara Penutupan Olimpiade dan Apa yang akan Berubah Tahun Ini!

Upacara penutupan pun mengikuti kondisi negara yang masih belum stabil ini dengan menggelar rangkaian acara yang sederhana dan tertutup.

Walaupun pidato, pertunjukan, dan parade ditampilkan di depan puluhan ribu kursi kosong, ada beberapa momen ikonik dari upacara penutupan tersebut.

Bagi Kawan Puan yang melewatkannya, ini lima momen ikonik dari upacara penutupan Olimpiade Tokyo 2020 yang dilansir dari ABC News.

1. Kumpulan cahaya yang membentuk cincin Olimpiade

Instalasi cahaya cincin Olimpiade Tokyo 2020
Instalasi cahaya cincin Olimpiade Tokyo 2020 Dok. Olympics/ABC Sport

Sebuah instalasi cahaya yang menakjubkan terdiri dari manik-manik kecil yang menyala dan melayang di atas para atlet di stadion.

Manik-manik cahaya tersebut berputar untuk membentuk gambar cincin Olimpiade di langit Tokyo.

Kumpulan cahaya tersebut mewakili para atlet di stadion dan semua orang di dunia yang tidak bisa berada di Tokyo tetapi menghabiskan dua minggu terakhir untuk menyemangati para atlet.

2. Enam atlet menerima medali di upacara penutupan

Sebagian besar penyerahan medali Tokyo 2020 dilakukan di depan sesama pesaing, pelatih, dan hampir tidak ada orang lain.

Tetapi peraih medali maraton putra dan putri dikalungi medali emas, perak, dan perunggu di depan penonton yang terbatas pada upacara penutupan.

Bashir Adbi dari Belgia, Abdi Nageeye dari Belanda, dan Eliud Kipchoge dari Kenya, masing-masing dianugerahi perunggu, perak dan emas.

Begitu pula dengan Molly Seidel dari Amerika Serikat, Brigid Kosgei dan Peres Jepchirchir yang sama-sama dari Kenya.

Baca Juga: Dari Piktogram Bergerak hingga Aksi Naomi Osaka, Ini Momen Ikonik Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo

3. Momen mengheningkan cipta yang puitis

Penampilan drum taiko tradisional Jepang oleh Kensaky Sato dan pertunjukan tari solo oleh Aoi Yamada mengisi momen mengheningkan cipta di upacara penutupan.

Kostum Aoi Yamada dirancang oleh Kumiko Iijima dan digambarkan seperti pohon-pohon dari spesies kayu berharga yang telah menjadi saksi sejarah.

Bagian upacara ini cukup emosional karena tarian dan musik yang puitis.

4. Pidato dari Presiden Komite Olimpiade Internasional

Presiden Komite Olimpiade Internasional, Thomas Bach, mengingatkan kita bahwa Olimpiade hampir tidak berjalan sama sekali, tetapi kerja keras dari begitu banyak pihak behasil mengubah segalanya.

"Tidak ada yang pernah mengatur dan menunda Olimpiade sebelumnya. Terima kasih kepada presiden dan sesama Olympian Hashimoto Seiko, dan kepada semua orang yang berdedikasi di Komite Penyelenggara," ucap Thomas Basch.

"Terima kasih kami yang hangat kepada komite Olimpiade nasional, federasi internasional, mitra utama kami, sponsor, dan penyiar pemegang hak atas dukungan mereka yang benar-benar luar biasa." tambahnya.

"Kami melakukannya, seperti atlet, dan untuk para atlet. Kami melakukannya bersama-sama," ujarnya lagi.

Baca Juga: Klasemen Akhir Perolehan Medali Olimpiade Tokyo 2020, Siapa yang di Posisi Pertama?

5. Penyerahan Olimpiade 2024 kepada kota Paris

Setelah kegembiraan yang dibawa Olimpiade Tokyo 2020, banyak orang yang sudah menghitung mundur ke Olimpiade Paris 2024.

Penyelenggara menghubungkan penonton ke kota Paris langsung di mana masyarakat sedang mengadakan pesta di jalan-jalan di bawah Menara Eiffel.

Beberapa peraih medali Olimpiade Prancis terbaru yang telah tiba di rumah pun terlihat hadir dan mengibarkan bendera bertuliskan "Merci Tokyo, Bonjour Paris" yang artinya adalah "Terima kasih Tokyo, Halo Paris".

Langit Tokyo dilukis dengan warna merah, putih, dan biru dengan penampilan aerobatik yang menakjubkan dan diiringi musik milik astronot Prancis, Thomas Pesquet, dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Momen-momen ikonik tersebut berhasil menjadi sorotan selama upacara penutupan Olimpiade dan menghibur masyarakat yang menonton dari rumah masing-masing. (*)

Sumber: ABC News
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja