Pertama, remaja mengalami kekhawatiran akan banyak hal.
Bukan hanya pada kondisi yang menyebabkan rasa grogi pada umumnya, tapi rasa cemas dapat terjadi pada hal-hal yang tak semestinya menyebabkan kecemasan.
Kedua, rasa cemas tak kunjung hilang dan makin membesar sehingga tak lagi dapat dikendalikan.
Rasa cemas yang dirasakan pun berlangsung dalam waktu yang lama, baik berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Ketiga, kecemasan pada remaja semakin membutuhkan perhatian lebih jika remaja memiliki masalah pada kesehatan mental lainnya, seperti depresi, bipolar, gangguan obsesif kompulsif, dan sebagainya.
Baca Juga: Tak Hanya Stigma, Ini Tantangan yang Dihadapi Penderita Bipolar
Keempat, kecemasan yang dialami oleh remaja telah memengaruhi kondisi fisiknya.
Misalnya saja, rasa cemas menyebabkan penurunan berat badan drastis, gangguan pencernaan, atau bahkan mungkin saja menyebabkan gangguan pada siklus menstruasi pada anak perempuan.
Kelima, kecemasan tersebut menyebabkan remaja memiliki niat untuk self-harming, atau melukai diri sendiri dengan berbagai cara, hingga ingin mengakhiri hidup.
Nah, jika tanda-tanda di atas di alami oleh remaja, maka gangguan kecemasan yang dialaminya dapat dikatakan membutuhkan perhatian lebih.