Jika dianggap sebagai bagian dari fashion pun, perhiasan yang digunakan sebagai tindikan pada kelamin bahkan tidak dapat dilihat oleh orang lain kecuali diri sendiri.
Ternyata, asal muasal tindik kelamin yang dianggap aneh oleh sebagian besar masyarakat adalah dari hal-hal berbau mitos dan kultur.
Dikutip dari MedicineNet, ditinjau dari aspek sejarah ternyata tindik kelamin sangat dekat dengan kebudayaan di kawasan Asia, termasuk juga Indonesia.
Menurut Aglaja Stirn, MD, asisten direktur Frankfurt University Teaching Hospital for Psychosomatic Medicine and Psychotherapy di Jerman dalam MedicineNet, tindik kelamin merupakan bagian dari tradisi yang dilakukan oleh laki-laki di beberapa suku di Borneo atau Kalimantan.
Baca Juga: 4 Tempat Wisata Indah di Balikpapan, Hidden Gem dari Timur Kalimantan
Jejak sejarah lain dari tindik kelamin dapat ditemukan pula dalam Kamasutra, kitab sansekerta kuno yang mengatur tentang cinta dan seksualitas dalam masyarakat Hindu kuno.
Bahkan, Stirn menuturkan jika menurut legenda, penindikan di area puting pun sebenarnya telah dilakukan oleh masyarakat Romawi.
Akan tetapi, di zaman modern ini, tindik kelamin tidaklah sepopuler itu di kawasan Asia dan negara-negara yang menganut budaya ketimuran.
Malah, tren tindik kelamin ini kembali populer di kalangan muda western modern.
Praktik tindik kelamin semakin populer di Eropa dan Amerika pasca perang dunia kedua.