Asal Mula Genital Piercing, Tren Menindik Area Kelamin pada Laki-Laki dan Perempuan

Sarah D. Ekaputri - Sabtu, 14 Agustus 2021
Ilustrasi  tren genital piercing atau tindik kelamin
Ilustrasi tren genital piercing atau tindik kelamin Serhii Sychov

Parapuan.co - Menindik telinga sudah jadi hal yang lazim sebagai bagian dari mode.

Terlebih, mayoritas orang tua telah menginisasi tindakan penindikan pada telinga anak-anak perempuan di Indonesia sedari kecil.

Selain tindikan di telinga, tindikan di area tubuh lainnya seperti pusar, hidung, alis, atau lidah juga cukup banyak dijumpai pada masyarakat, khususnya kalangan anak muda.

Namun, yang satu ini bakal terdengar aneh dan jauh dari kata biasa.

Baca Juga: Kenali Bagian Organ Intim demi Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Selain bagian-bagian tubuh tersebut, ternyata ada juga beberapa orang yang menindik area genital atau kelamin mereka.

Genital piercing atau tindik kelamin adalah penindikan yang dilakukan di area genitalia, atau area sekitar kelamin.

Penindikan kelamin sendiri umumnya dilakukan di area anus, anal, pubis, bahkan area perinerium.

Tindik kelamin ini tidak hanya populer di kalangan perempuan, tapi juga laki-laki, lho.

Namun, sebenarnya apa yang menjadi urgensi penindikan di area kelamin ini?

Jika dianggap sebagai bagian dari fashion pun, perhiasan yang digunakan sebagai tindikan pada kelamin bahkan tidak dapat dilihat oleh orang lain kecuali diri sendiri.

Ternyata, asal muasal tindik kelamin yang dianggap aneh oleh sebagian besar masyarakat adalah dari hal-hal berbau mitos dan kultur.

Dikutip dari MedicineNet, ditinjau dari aspek sejarah ternyata tindik kelamin sangat dekat dengan kebudayaan di kawasan Asia, termasuk juga Indonesia.

Menurut Aglaja Stirn, MD, asisten direktur Frankfurt University Teaching Hospital for Psychosomatic Medicine and Psychotherapy di Jerman dalam MedicineNet, tindik kelamin merupakan bagian dari tradisi yang dilakukan oleh laki-laki di beberapa suku di Borneo atau Kalimantan.

Baca Juga: 4 Tempat Wisata Indah di Balikpapan, Hidden Gem dari Timur Kalimantan

Jejak sejarah lain dari tindik kelamin dapat ditemukan pula dalam Kamasutra, kitab sansekerta kuno yang mengatur tentang cinta dan seksualitas dalam masyarakat Hindu kuno.

Bahkan, Stirn menuturkan jika menurut legenda, penindikan di area puting pun sebenarnya telah dilakukan oleh masyarakat Romawi.

Akan tetapi, di zaman modern ini, tindik kelamin tidaklah sepopuler itu di kawasan Asia dan negara-negara yang menganut budaya ketimuran.

Malah, tren tindik kelamin ini kembali populer di kalangan muda western modern.

Praktik tindik kelamin semakin populer di Eropa dan Amerika pasca perang dunia kedua.

Nah, barulah semenjak tahun 1970-an, tindik kelamin menjadi suatu bagian dari tren fashion yang populer seiring merebaknya budaya punk.

Kini, penindikan di area genital menjadi budaya mainstream di kalangan anak muda.

Bahkan, menyematkan perhiasan pada tubuh dengan cara melubangi bagian tubuh pribadi ini turut dipopulerkan oleh beberapa public figure dunia.

Diva Hollywood Christina Aguilera dan Lady Gaga merupakan dua contoh pesohor yang ikut meramaikan tren tindik kelamin, seperti dikutip dari Legit.

Baca Juga: Gaya Lady Gaga Padu Padankan Baju Olahraga dan Hak Tinggi Jadi Sorotan

Melansir Dailymail, nama Christina Aguilera sendiri hingga digunakan sebagai sebutan untuk penindikan area genital perempuan, khususnya di area labia majora.

Penindikan di area ini populer sebagai "Christina Piercing" sejak ia mengaku pernah melakukannya pada tahun 1990 silam.

Nah, Kawan Puan, di balik keunikan tersendiri, genital piercing bukannya tanpa risiko sama sekali, lho.

Risiko tindik kelamin akan memengaruhi kesehatan seksual dan reproduksi, baik pada perempuan maupun laki-laki yang melakukannya.

Bagaimanapun, penindikan yang dilakukan secara sembarangan, atau dilakukan oleh pihak yang bukan profesional berisiko tinggi menyebabkan infeksi pada area manapun yang ditindik.

Penggunaan alat-alat yang tidak steril bahkan dapat menyebabkan permasalahan yang lebih serius seperti kusta, tetanus, TBC, hepatitis, HIV, dan penyakit menular seksual lainnya.

(*)

 

Sumber: medicine net,Daily Mail,Legit.ng
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja