Parapuan.co - Basah ketek bikin kamu tak pede (percaya diri) mengangkat lengan tinggi-tinggi di tempat umum?
Penggunaan deodoran dan antiperspiran bisa menyelamatkanmu dari bencana keringat berlebih dan bau badan.
Antiperspiran bekerja dengan memblokir keluarnya keringat dari ketiak.
Di sisi lain, deodoran mencegah bakteri penyebab bau badan bertumbuh di area ketiak yang berkeringat.
Namun, tak sedikit desas-desus soal penggunaan deodoran dan antiperspiran yang dianggap berbahaya bagi kesehatan.
Baca Juga: Deodoran dan Antiperspiran Ternyata Berbeda, Lho! Cari Tahu Mana yang Paling Tepat Buatmu
Mungkin Kawan Puan sudah sering dengar isu-isu terkait penggunaan deodoran bagi kesehatan ini.
Isu tersebut pun tak jarang mengakibatkan banyak orang enggan menggunakan deodoran dan/atau antiperspiran.
Isu paling popular soal deodoran tak lain adalah deodoran dianggap dapat memicu kanker.
Deodoran, tepatnya antiperspiran dituduh sebagai salah satu penyebab kanker payudara.
Dilansir dari NIH National Cancer Institute, ada sejumlah riset yang menyebutkan jika produk deodoran yang mengandung antiperspiran menjadi biang kerok kanker payudara.
Riset ini menekankan pada kandungan alumunium yang digunakan sebagai antiperspiran.
Riset tersebut menyebutkan penggunaan deodoran antiperspiran secara terus-menerus, dan kandungan alumuniumnya yang menempel di permukaan kulit dekat dengan payudara bisa terserap oleh kulit.
Aluminum yang diserap oleh kulit tersebut memengaruhi hormon estrogen pada tubuh yang digadang-gadang memicu pertumbuhan sel kanker payudara.
Tak hanya alumunium yang dituduh sebagai bahan pemicu kanker payudara pada produk deodoran antiperspiran.
Baca Juga: Memakai Deodoran dan 6 Kebiasaan Ini Sebabkan Bau Badan Menyengat?
Beberapa produk juga mengandung paraben yang serta-merta mendapat tuduhan yang sama dengan alumunium.
Bukan hanya di produk deodoran, paraben memang seringkali jadi momok yang ditakuti pada berbagai produk kosmetik.
Paraben sendiri sebetulnya digunakan sebagai bahan pengawet pada berbagai produk kosmetik yang dinilai cukup aman.
Kabar baiknya, mengutip NIH National Cancer Institute, hingga saat ini, belum ada penelitian yang mengonfirmasi efek samping paraben dan alumunium yang berpengaruh pada peningkatan risiko kanker payudara.
Tapi jangan senang dulu, Kawan Puan.
Alumunium dan paraben memang dinilai tak memiliki hubungan yang berarti dengan risiko kanker payudara.
Tapi bukan berarti siapa saja bisa menggunakan deodoran antiperspiran dengan aman, lho.
Terkhusus bagi orang yang menderita penyakit gagal ginjal.
Sebagaimana yang dikutip dari Insider, penderita gagal ginjal bisa jadi tidak bisa mengekskresi kandungan alumunium dari antiperspiran yang diserap oleh tubuh dengan optimal.
Baca Juga: Berisiko Sebabkan Kanker, Ini Alasan Kentang Tak Boleh Disimpan di Kulkas
Sekali pun jumlah alumunium yang dapat diserap oleh tubuh cenderung sangat sedikit
Namun, kandungan alumunium ini bisa jadi berbahaya bagi penderita gagal ginjal.
Secara umum, dapat ditarik kesimpulan bahwa isu-isu yang beredar soal deodoran dapat menyebabkan kanker adalah sebuah misinformasi.
Deodoran mengandung antiperspiran masih menjadi alternatif yang aman untuk mencegah keringat berlebih dan bau badan yang mengganggu keseharian.
(*)