Indonesian Female Marine Association
Kawan Puan, jelas betul Captain Suarniati sangat menyayangkan diskriminasi gender yang masih terjadi di Indonesia terutama bagi pelaut perempuan.
Menurutnya, di era kemerdekaan seperti saat ini, seharusnya diskriminasi terhadap perempuan sudah tidak terjadi lagi.
"Negara ini kan salah satu negara yang memiliki pahlawan perempuan yang luar biasa banyak, dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki pahlawan perempuannya masing-masing walaupun tidak terekspose mungkin.
"Nah, kok di Era kemerdekaan perempuan kok terpinggirkan," tegasnya.
"Nasib pelaut Indonesia ya gitu aja, enggak ada yang memperjuangkan, enggak ada yang melihat," tambahnya.
Baca Juga: Perjalanan Fatmawati Soekarno dalam Kemerdekaan Republik Indonesia
Miris dengan kondisi ini, Captain Suarniati pun memutuskan mengambil langkah serius untuk membantu pelaut perempuan Indonesia dengan mendirikan IFMA.
"Inisiator pertamanya memang saya, saya menghubungi berapa kawan, yang saya rasa punya visi misi yang sama tapi enggak semua menyabut dengan tangan terbuka.
"Ada bahkan yang mencurigai niat baik saya karena mereka pikir saya mencari keuntungan," jelas Captain Suarniati.
Kawan Puan, di saat Captain Suarniati merasa tidak ada lagi yang mendukungnya, sosok teman dekat yang sudah ia anggap sebagai kakak memberi dukungan.
Orang tersebut adalah Fini, M.T, M.Mar.E, sosok teman baik yang sudah seperti keluarga, yang selalu memberi dukungan untuk Kapten Suarniati.
Atas dukungan tersebut, IFMA pun berjalan dan terbentuk di tahun 2016.