Kawan Puan, angka sepeuluh persen ini diambil karena melihat persentase yang ada, saat ini jumlah pelaut laki-laki masih lebih banyak dari perempuan.
"Kenapa sepuluh persen minimal, karena kita melihat dari jumlah pelaut laki-laki dan perempuan, kita juga enggak mau egois dan mengenyampingkan bahwa pelaut laki-laki lebih banyak dari kita," kata Captain Suarniati.
Kawan Puan, atas masalah diskriminasi perempuan di ranah pelayaran ini, Captain Suarniati meminta pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib pelaut perempuan.
"Masa sih negara yang sudah merdeka, yang mendengungkan emansipasi perempuan setiap tahun, pelaut perempuannya masih terpinggirkan.
Baca Juga: Biasa Antar Beras, Ini Kisah Qyara Maharani Lolos jadi Paskibraka Nasional 2021
"Ayolah enggak usah lagi melihat 'kuliatasmu dilihat dari gendermu', itu udah enggak masuk akal.
"Memang tidak didiskriminasi secara transparan, tapi secara prakteknya kalian melakukan diskriminasi.
"Kalau memang pelaut perempuan tidak diperhatikan secara serius terkait dengan peluang mereka mendapatkan pekerjaan di dunia pelayaran ini, berani enggak tutup sekolah pelayaran untuk perempuan? Saya rasa enggak berani, karena akan terekspose banget ada diskriminasi," tegasnya.
"Jangan mencetak pekerja, sementara anda tidak bisa membuka peluang kerja," tutupnya.(*)