Penting untuk Ibu Hamil, Kapan Sebaiknya Asam Folat Mulai Dikonsumsi?

Sarah D. Ekaputri - Rabu, 18 Agustus 2021
Ilustrasi ibu hamil minum obat
Ilustrasi ibu hamil minum obat Revolu7ion93

Parapuan.co - Ibu hamil harusnya sadar akan pentingnya asam folat selama masa kehamilan.

Pasalnya, salah satu keluarga vitamin B ini sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi yang ada di dalam kandungan.

Tak heran jika kandungan asam folat banyak dijumpai pada produk-produk suplemen atau susu khusus bagi ibu hamil.

Sebenarnya, tak terbatas pada ibu yang sedang mengandung saja.

Baca Juga: Simak! Ini Makanan yang Bisa Menambah Asam Folat dalam Tubuh

Semua perempuan yang sedang dalam usia produktif pun sangat membutuhkan asupan asam folat.

Untuk dapat dikatakan cukup, CDC merekomendasikan semua perempuan memeroleh 400 mikrogram asam folat setiap harinya.

Bahkan, dikutip dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, kebutuhan asam folat bagi ibu hamil lebih besar lagi.

Ibu hamil perlu mendapatkan asupan asam folat sebanyak 600 mikrogram setiap hari.

Tak hanya itu, ibu menyusui disebutkan membutuhkan asupan asam folat sebanyak 500 mikrogram dalam sehari.

Mengapa asam folat menjadi begitu penting bagi ibu hamil?

Dilansir dari WebMD, vitamin B9 atau asam folat pada dasarnya bukan hanya memengaruhi perkembangan janin.

Vitamin B9 ini sebetulnya sangat penting dalam proses metabolisme.

Asam folat berperan dalam pembentukan sel darah merah, sehingga diperlukan demi mencegah anemia yang dapat berbahaya bagi ibu hamil.

Baca Juga: Anemia Ternyata Lebih Rentan Menyerang Remaja Perempuan, Kok Bisa?

Dikutip dari Panduan Pemberian TTD Ibu Hamil Pada Masa Pandemi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, ibu hamil yang menderita anemia berpotensi besar akan keguguran (abortus), bayi lahir prematur atau berat badan rendah, pendarahan, lahir mati, bahkan kematian pada ibu.

Asam folat pun sangat berpengaruh pada kesehatan jantung, mencegah kanker, dan menjaga kesehatan otak.

Dikutip dari WebMD, kebutuhan asam folat yang tidak terpenuhi bahkan dapat meningkatkan risiko depresi.

Tentunya, depresi selama masa kehamilan tak baik dampaknya untuk kesehatan ibu dan buah hatinya.

Karenanya itu konsumsi asam folat idealnya tak hanya dipenuhi pada saat kehamilan, tapi juga sebelum masa kehamilan.

Asam folat juga dikaitkan dengan manfaatnya dalam mencegah bayi mengalami cacat lahir pada otak dan tulang belakang.

Cacat lahir ini umumnya terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan.

Bahkan, seringkali kecacatan pada janin ini muncul sebelum ibu mengetahui kehamilannya.

Oleh karena itu, rekomendasi CDC menganjurkan seluruh perempuan usia subur perlu mendapatkan asupan asam folat yang cukup setiap harinya, bahkan saat tidak sedang merencanakan kehamilan.

Apa lagi bagi ibu yang sedang merencanakan kehamilan.

Baca Juga: Merencanakan Kehamilan? Terima 4 Vaksin Ini Demi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Mengonsumsi asam folat sebaiknya dilakukan sebelum kehamilan, sebab potensi bayi mengalami cacat pada tulang belakang dan otak ini terjadi selama tiga hingga empat minggu setelah pembuahan.

Untuk itu, CDC merekomendasikan agar para perempuan yang sedang merencanakan kehamilan mengonsumsi 4.000 mikrogram asam folat setiap hari selama satu bulan sebelum hamil dan selama 3 bulan pertama kehamilan.

Namun untuk memenuhi target konsumsi asam folat yang banyak ini memang tak mudah.

Ibu dan calon ibu dapat memenuhi kebutuhan asam folat dari beberapa makanan yang kaya akan kandungan asam folat seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan, mengonsumsi suplemen dan susu mengandung asam folat, serta makanan-makanan yang difortivikasi asam folat.

(*)

 

Sumber: WebMD,CDC,Kemenkes RI
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru