Salah satu contoh situasi yang kerap dirasakan bagi Kawan Puan yang menyukai kopi ialah saat memesan ukurannya.
Awalnya kita ingin membeli kopi ukuran sedang saja sudah cukup. Toh, porsi kopi seukuran sedang itulah yang kita butuhkan.
Namun, saat memesannya, sang kasir bertanya, "Enggak mau ukuran yang besar saja kah, kak? Ukuran kecil harganya Rp20.000, sedang Rp30.000, dan ukuran besar Rp35.000 saja."
Boleh jadi, ketika mendengar perbedaan harganya, kita jadi tergerak untuk memberli yang besar.
Baca Juga: Bukan Cuma Promo, Ini yang Harus Pemilik Kedai Kopi Tawarkan pada Pelanggannya
Soalnya, kita terpengaruh, "Wah, rugi ya beli yang sedang karena untuk dapat besar cuma perlu nambah Rp5.000, padahal ukuran kecil ke sedang selisihnya Rp10.000."
Nah, biasanya pilihan umpan (yaitu dalam kasus ini adalah kopi ukuran sedang), tidak dimaksudkan untuk dijual, melainkan hanya demi mengacaukan pilihan.
Sehingga bisa mendorong kita menuju “target” si penjual yakni membeli pilihan yang lebih mahal.
Hal itu bisa terjadi karena ketika kita dihadapkan pada banyak alternatif, biasanya kecemasan akan meningkat dan menghambat pengambilan keputusan.