Mengenal Decoy Effect, Strategi Marketing yang Bikin Kita Merasa Hemat

Aghnia Hilya Nizarisda - Selasa, 24 Agustus 2021
Banyak promo saat belanja, hati-hati terjebak decoy effect.
Banyak promo saat belanja, hati-hati terjebak decoy effect. miakievy

Parapuan.co - Pernahkah Kawan Puan mengubah pesananmu menjadi lebih banyak porsinya karena merasa porsi lebih besar harganya lebih hemat?

Boleh jadi kebimbangan antara bertahan dengan ukuran awal atau mengubahnya itu kerap kali kita rasakan dan ternyata ada istilah untuk menggambarkan hal itu.

Rupanya, ketika kita akhirnya merasa bimbang dan mulai tidak yakin dengan pilihan awal, kita sudah terkena decoy effect.

Baca Juga: Biar Semakin Untung, Begini Cara Menghitung Diskon dan Promo

Melansir Tabloid Nova Edisi 1741, decoy effect atau efek umpan adalah strategi marketing yang menyasar psikologi pembeli dan memengaruhi pilihannya dalam membeli barang atau jasa.

Decoy effect juga kerap disebut sebagai attraction effect atau asymmetric dominance effect, di mana memberikan umpan untuk membuat salah satu opsi lain jauh lebih menarik.

Baik dalam hal nilai yang dirasakan seperti kuantitas, kualitas, fitur tambahan, dan sebagainya.

Salah satu contoh situasi yang kerap dirasakan bagi Kawan Puan yang menyukai kopi ialah saat memesan ukurannya.

Awalnya kita ingin membeli kopi ukuran sedang saja sudah cukup. Toh, porsi kopi seukuran sedang itulah yang kita butuhkan.

Namun, saat memesannya, sang kasir bertanya, "Enggak mau ukuran yang besar saja kah, kak? Ukuran kecil harganya Rp20.000, sedang Rp30.000, dan ukuran besar Rp35.000 saja."

Boleh jadi, ketika mendengar perbedaan harganya, kita jadi tergerak untuk memberli yang besar.

Baca Juga: Bukan Cuma Promo, Ini yang Harus Pemilik Kedai Kopi Tawarkan pada Pelanggannya

Soalnya, kita terpengaruh, "Wah, rugi ya beli yang sedang karena untuk dapat besar cuma perlu nambah Rp5.000, padahal ukuran kecil ke sedang selisihnya Rp10.000."

Nah, biasanya pilihan umpan (yaitu dalam kasus ini adalah kopi ukuran sedang), tidak dimaksudkan untuk dijual, melainkan hanya demi mengacaukan pilihan.

Sehingga bisa mendorong kita menuju “target” si penjual yakni membeli pilihan yang lebih mahal.

Hal itu bisa terjadi karena ketika kita dihadapkan pada banyak alternatif, biasanya kecemasan akan meningkat dan menghambat pengambilan keputusan.

Rupanya, dalam upaya mengurangi kecemasan tersebut, kita cenderung menyederhanakan proses dengan memilih hanya sebagian kriteria, misal harga dan kuantitas.

Dengan begitu, pilihan umpan pun anak mengarahkan kita, sambil memberikan dampak pada perasaan bahwa kita sudah membuat pilihan yang menguntungkan.

 

Selain contoh kopi di atas, contoh decoy effect dalam kehidupan kita ialah ketika dihadapkan dengan opsi bundling harga.

Misalnya, harga satu kerudung hanya Rp100.000, tetapi kalau beli lima buah Kawan Puan bisa dapat dengan harga Rp400.000.

Tampaknya itu tawaran yang menguntungkan, tetapi apakah benar Kawan Puan membutuhkan kerudung itu sampai lima buah?

Baca Juga: Pahami Ini Strategi Marketing 4Ps yang Wajib Kamu Tahu saat Berbisnis

Jika Kawan Puan butuhnya hanya satu, kamu cukup mengeluarkan uang hanya Rp100.000, lho!

Begitu pula dengan kopi, jika hanya bisa meminum kopi porsi ukuran sedang, kamu tidak perlu terpengaruh daripada akhirnya kopi itu tidak kamu habiskan. (*)

Sumber: Tabloid Nova
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat