Menilik Alasan di Balik Praktik Sunat Perempuan dan Kaitannya dengan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Sarah D. Ekaputri - Minggu, 29 Agustus 2021
Alasan di balik praktik sunat perempuan.
Alasan di balik praktik sunat perempuan. patchanan promunat

Faktor ekonomi yang kerap mendorong pernikahan di kalangan masyarakat akhirnya ikut melanggengkan praktik sunat perempuan.

Alasan kelima, tak lain menyangkut ajaran agama.

Di kalangan pemeluk agama Islam dan Kristiani, ada yang menganggap sunat perempuan sebagai bagian dari perintah agama.

Hingga kini, hal ini memang masih simpang siur.

Namun, dikutip dari UNFPA, pada hakikatnya, sunat perempuan bukanlah bagian dari ajaran agama manapun.

Lebih lanjut, WHO membantah alasan-alasan seperti kebersihan, estetika, dan psikoseksual yang banyak melandasi maraknya praktik sunat perempuan.

Menurut WHO, praktik mutilasi atau pemotongan bagian kelamin perempuan ini sama sekali tidak memiliki manfaat kesehatan apapun, termasuk bagi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.

Baca Juga: Organ Intim Bagian Dalam yang Perlu Dirawat Demi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Sejalan dengan WHO, CDC pun tegaskan jika sunat perempuan tidak mendatangkan manfaat kesehatan apapun.

Malahan praktik ini dapat menimbulkan masalah kesehatan jangka pendek dan jangka panjang menyangkut kesehatan obstetri, ginekologi, seksual, dan psikologis pada perempuan.

Karenanya, praktik sunat perempuan mendapat kecaman oleh banyak organisasi pemerintah dan non-pemerintah di seluruh dunia.

Termasuk diantaranya WHO, dan organisasi-organisasi di bawah PBB lainnya.

Sunat perempuan juga diakui secara internasional sebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia, khususnya pada perempuan.

Serta, sunat perempuan dianggap pula sebagai bentuk ekstrem dari diskriminasi gender.

(*)

Sumber: CDC,WHO,UNICEF,UNFPA
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

960 Ribu Pelajar-Mahasiswa Terlibat Judi Online, Ini Tips Cegah Judol pada Remaja