Perimenopause biasanya terjadi pada perempuan usia 40-an yang harus diketahui gejalanya untuk menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.
Tanda paling signifikan perempuan berada dalam fase ini yakni dari siklus reproduksinya.
Terdapat gejala pada siklus reproduksinya karena penurunan estrogen dan hormon seks lainnya.
Fase ini biasanya juga disebut dengan transisi menopause.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Tips Merawat Miss V
Adapun tanda-tanda dan gejala umum perimenopause yakni:
- Menstruasi tidak teratur atau abnormal (mungkin aliran darah lebih berat atau lebih ringan).
- Peningkatan berat badan
- Gejala PMS yang memburuk (sebelum menstruasi dimulai)
- Keringat yang muncul di malam hari
- Hot flashes (perasaan hangat yang muncul di dada, wajah, serta leher)
- Kelembutan payudara
- Penipisan rambut
- Dorongan seks yang lebih rendah (atau kehilangan dorongan seks)
- Kekeringan vagina
- Sakit kepala dan/atau nyeri otot
- Masalah konsentrasi
- Masalah memori
- Perubahan suasana hati
- Tachycardia (peningkatan denyut jantung)
- Peningkatan insiden infeksi saluran kemih (karena perubahan hormonal yang menyebabkan penipisan uretra)
- Masalah kehamilan (pada perempuan yang mencoba memiliki bayi)
Gejala perimenopause sama setelah menopause, tetapi mulai memburuk saat seorang perempuan mendekati menopause.
Perimenopause biasanya terjadi selama rentang waktu delapan sampai 10 tahun, dengan estrogen secara bertahap menurun dari waktu ke waktu.
Setelah seorang perempuan mencapai menopause, dia mungkin memiliki gejala fisik atau emosional (seperti hot flashes dan perubahan suasana hati).
Untuk diketahui, perempuan masih bisa hamil selama perimenopause, tetapi mungkin akan lebih sulit daripada ketika masih muda.
Maka itu, kesehatan organ organ intim perempuan lanjut usia bisa dilakukan dengan mengetahui gejala ini.