Parapuan.co - Kawan Puan, apa yang kamu pertimbangkan sebelum membeli madu?
Tentu mungkin beberapa dari Kawan Puan berpikir, apakah madu ini asli atau palsu. Ditambah lagi memikirkan mitos yang beredar tentang keaslian madu.
Padahal belum mitos keaslian madu tersebut benar adanya lho, Kawan Puan. Sayangnya hal tersebut dipercayai oleh masyarakat luas.
Baca Juga: Hari Alzheimer Sedunia, Ini 5 Jenis Makanan untuk Cegah Alzheimer
Berdasarkan siaran pers yang PARAPUAN terima dari Kembang Joyo pada Selasa (21/09/2021) berikut ini mitos-mitos tentang keaslian madu yang tidak benar, yuk simak.
1. Madu asli tidak akan berubah warna
Wajib Kawan Puan pahami bahwa perubahan warna pada madu itu merupakan hal yang biasa.
Hal tersebut disebabkan adanya reaksi maillard atau reaksi pencoklatan non enzimatis yang justru bisa meningkatkan kadar antioksidan dalam madu.
Di mana antioksida itu sangat bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal.
“Dengan begitu bisa dipastikan bahwa mitos mengenai madu asli tidak akan berubah warna adalah salah,” kata Dr. Hj. Dewi Masyithoh, SP., M.Pt., Owner & Komisaris Kembang Joyo Group.
2. Madu asli tidak disukai semut
Mitos yang mengatakan madu asli tidak disukai oleh semut itu salah besar ya, Kawan Puan.
Faktanya, kesukaan semut akan madu sangat bergantung dengan berbagai hal seperti umur madu, kandungan karbohidrat, hingga jenis semut yang ada di area sekitar madu.
Umumnya semut itu menyukai madu, bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari ujung tanaman.
Saking menyukainya, lebah dan semut sering berebut untuk mengambil nektar.
Walaupun begitu, memang ada beberapa kondisi madu yang tidak disukai oleh semut, misalnya madu yang masih muda.
Sebab, madu yang belum cukup umur akan mengakibatkan terjadinya fermentasi yang mana akan menghasilkan karbon dioksida yang tidak disukai semut.
Baca Juga: Panduan Konsumsi Makanan Sehat sesuai Fase Menstruasi, Menurut Dokter
3. Madu palsu itu mengkristal
Kristalisasi madu seringkali disalahartikan sebagai pemalsuan madu.
Pada kenyataanya, kristalisasi atau penggumpalan madu itu merupakan hal lumrah yang terjadi secara alami dan spontan.
Di sisi lain, madu yang mengkristal itu tidak akan mengalami penurunan kualitas.
Kandungannya pun masih tetap sama dan tidak berubah, kecuali warna dan teksturnya yang makin menggumpal.
4. Madu asli bisa meletup
Salah satu mikroorganisme yang tumbuh dalam madu adalah khamir.
Secara alamiah, khamir yang berada di alam akan terbawa dalam madu, namun tidak akan aktif pada madu yang memiliki masa panen yang panjang.
Sebaliknya, khamir itu akan aktif melalui proses fermentasi pada madu yang dipanen muda.
Adapun hasil samping dari fermentasi madu yakni adalah karbon dioksida (CO2) yang berbentuk gas. Sejatinya, gas karbon dioksida itu menguap ke udara.
Akan tetapi, gas akan terakumulasi dan menghasilkan letupan saat berada di botol madu tertutup sangat rapat.
Dengan begitu, keaslian madu pun akhirnya tidak bisa diukur dari adanya letupan atau tidak.
Baca Juga: Tips Mengupas Kulit Udang agar Daging Tidak Robek ala Chef Yogi
Nah, Kawan Puan, melalui ulasan di atas, hendaknya kamu jadi tidak termakan mitos-mitos seputar keaslian madu ya. (*)