Sehingga ia mengenal dengan baik bagaimana selembar kain putih dapat menjadi suatu karya yang sangat indah, sebab orang tuanya menularkan ilmunya mengenai batik.
Berbekal pengetahuan inilah, dr. Diani tak terlalu rumit dalam menentukan motif batik yang akan dibuatnya begitu juga untuk produksinya.
"Untuk motif bisa dari motif-motif yang ada, bisa dimodifikasi. Bisa juga saya dapatkan dari motif-motif kuno yang ada di buku-buku. Ide juga bisa saya dapat pada saat jalan-jalan,” ujarnya.
Menurutnya, proses batik pun beragam, mulai dari batik tulis, batik cap, batik printing dan sebagainya.
Baca Juga: Sosok Putri Kusuma Wardani, Debut di Piala Sudirman di Usia 19 Tahun
Proses batik yang beragam itu pun tidak membuat banyak orang bisa membedakan proses-proses tersebut.
Walau kegiatannya sebagai dokter ahli bedah dan dosen sangat padat, ia masih dapat memantau produksi DeKa Batik and Art dengan baik selama ini dengan bantuan timnya.
"Produksinya sendiri ada dalam bentuk bahan untuk pria dan wanita, sarung selendang, sarimbit (sarung selendang dan bahan untuk pria). Selain itu saya juga membuat pernak-pernik dari batik. Misalnya sajadah, aneka tas, seperti tas belanja, tote bag dan sebagainya," paparnya.
Untuk segmen pembelinya dilihat dari konsumen yang membeli batiknya selama ini, menurutnya masuk dalam segmen menengah ke atas.
Adapun kelebihan dari batik milik dr. Diani ini semua batiknya dibuat sendiri dan dibuat dengan kualitas terbaik.
Lama produksinya sendiri tergantung dari proses batiknya juga.