Ia dapat melihat dunia melalui batik, merasakan setiap teksturnya, dan mendengarkan cerita di balik proses pembuatannya.
Sekar percaya batik memiliki makna filosofis atas kehidupan dan nilai-nilai budaya luhur nenek moyang yang selalu menarik untuk ditelusuri.
Dengan durasi yang singkat, film ini mampu menyampaikan makna yang mendalam tentang batik dengan segala filosofisnya.
Karakter Sekar yang memiliki keterbatasan dalam melihat menjadi simbol bahwa untuk memaknai karya batik, semua indera juga berperan penting.
Pada setiap karya batik, ada cerita yang tersimpan di baliknya, dari pembuatnya hingga mereka yang memesannya.
Itulah mengapa batik tulis memiliki nilai rasa yang lebih penuh makna dibandingkan batik dengan proses cetak.
Baca Juga: Jelang Hari Batik, Intip 4 OOTD Artis Tanah Air dalam Balutan Batik
Dalam film ini, ibu dari Sekar yang diperankan Christine Hakim memiliki kepercayaan bahwa dalam proses pembuatan batik tulis, kita ikut untuk memahami cerita orang yang memesannya.
Maka, ia selalu mengajak Sekar untuk duduk bersama, merasakan tekstur batik yang sedang dibuatnya, sembari menceritakan untuk apa batik tersebut dibuat.
Setiap adegan tersebut muncul, batik hadir sebagai ikatan yang kuat antara karakter ibu dan anak dan bukti bahwa setiap goresannya ada kisah yang ingin diceritakan.
Pada sebuah adegan, karakter Sekar berkata bahwa batik berperan sebagai ibu dalam hidupnya.