Parapuan.co - Kawan Puan, hari ini (2/10/2021), seluruh masyarakat Indonesia merayakan Hari Batik Nasional.
Batik adalah warisan budaya Indonesia yang sedari dulu menjadi kebanggan dan pancaran keberagaman negeri ini.
Batik lahir dari ketekunan dan penciptaan karya yang berdasarkan rasa dengan proses panjang yang membutuhkan kesabaran.
Di hari yang penting ini, ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengapresiasi karya batik.
Tidak hanya mengenakan batik, kita juga dapat mempelajari kisah di balik proses membatik lewat banyak media, termasuk film.
Salah satunya Sekar, sebuah film pendek garapan Bakti Budaya Djarum Foundation bersama Titimangsa Foundation dan FourColours Film.
Ditulis dan disutradarai oleh Kamila Andini dan diproduseri oleh Happy Salma dan Ifa Isfansyah, film ini ditayangkan di kanal YouTube IndonesiaKaya.
Baca Juga: Hari Batik Nasional, Ketahui 4 Fakta Menarik soal Batik Berikut Ini
Film ini juga menampilkan aktris senior Indonesia Christine Hakim dan bintang muda berbakat Sekar Sari dan Marthino Lio.
Sekar bercerita mengenai seorang perempuan Indonesia yang mendapatkan namanya dari nama motif batik Sekar Jagad dan dengan kokoh masih memegang nilai-nilai luhur bangsa.
Film ini menceritakan sosok Sekar, seorang perempuan muda yang dengan keterbatasannya dalam menggunakan indera penglihatan.
Ia dapat melihat dunia melalui batik, merasakan setiap teksturnya, dan mendengarkan cerita di balik proses pembuatannya.
Sekar percaya batik memiliki makna filosofis atas kehidupan dan nilai-nilai budaya luhur nenek moyang yang selalu menarik untuk ditelusuri.
Dengan durasi yang singkat, film ini mampu menyampaikan makna yang mendalam tentang batik dengan segala filosofisnya.
Karakter Sekar yang memiliki keterbatasan dalam melihat menjadi simbol bahwa untuk memaknai karya batik, semua indera juga berperan penting.
Pada setiap karya batik, ada cerita yang tersimpan di baliknya, dari pembuatnya hingga mereka yang memesannya.
Itulah mengapa batik tulis memiliki nilai rasa yang lebih penuh makna dibandingkan batik dengan proses cetak.
Baca Juga: Jelang Hari Batik, Intip 4 OOTD Artis Tanah Air dalam Balutan Batik
Dalam film ini, ibu dari Sekar yang diperankan Christine Hakim memiliki kepercayaan bahwa dalam proses pembuatan batik tulis, kita ikut untuk memahami cerita orang yang memesannya.
Maka, ia selalu mengajak Sekar untuk duduk bersama, merasakan tekstur batik yang sedang dibuatnya, sembari menceritakan untuk apa batik tersebut dibuat.
Setiap adegan tersebut muncul, batik hadir sebagai ikatan yang kuat antara karakter ibu dan anak dan bukti bahwa setiap goresannya ada kisah yang ingin diceritakan.
Pada sebuah adegan, karakter Sekar berkata bahwa batik berperan sebagai ibu dalam hidupnya.
Jika kita sebagai masyarakat Indonesia memperhatikan, batik memang hadir layaknya kasih sayang yang turun menurun.
Warisan keluarga Indonesia kepada satu generasi ke generasi lain, menjadi pengingat kita dari mana kita berasal.
Terlebih, membuka mata dan hati kita terhadap keberagaman, cerita yang baru, yang dapat kita lihat dari perbedaan setiap hasilnya.
Film ini dibawakan dengan tenang, seakan kita mengikuti alur proses pembuatan batik tulis yang kini jarang ditemui di kota-kota besar.
Batik hadir sebagai pemersatu antara karakter ibu dan Sekar yang memiliki banyak perbedaan.
Baca Juga: Sambut Hari Batik Nasional, Ini Cara Mudah Bedakan Batik Tulis dan Cetak
Sekar yang tengah jatuh cinta dengan seorang pria pun sebentar lagi harus meninggalkan ibunya karena ingin menikah.
Namun, batik tetap menjadi perekat antar hubungan mereka berdua, walaupun sang ibu takut kehilangan Sekar.
Cerita tersebut merupakan gambaran masyarakat Indonesia yang kini sedang takut terpecah belah karena banyaknya berpedaan dan keputusan masing-masing.
Namun kehadiran batik dipercaya sebagai pemersatu bangsa karena batik adalah warisan budaya nasional dan setiap daerah pasti memilikinya.
Batik menjadi pengingat bahwa perbedaan di tengah masyarakat Indonesia yang sangat heterogen ini dapat disatukan dengan warisan budaya yang sama.
Di tengah maraknya budaya modern yang semakin mendominasi, batik masih berusaha untuk bertahan, dengan mengusung nilai-nilai luhur dan sebagai jati diri bangsa.
Baca Juga: Lewat Pelatihan Membatik, UMKM Batik Berdayakan Ibu-ibu Rusun Marunda
Peran masyarakat Indonesia dalam melestarikan batik sangatlah penting, mengingat kini generasi muda jarang yang mengenakan batik untuk sehari-hari.
Maka itu, di Hari Batik Nasional ini, yuk Kawan Puan, kita ikut memberikan apresiasi terhadap karya batik di Indonesia.
(*)