Jika kita sebagai masyarakat Indonesia memperhatikan, batik memang hadir layaknya kasih sayang yang turun menurun.
Warisan keluarga Indonesia kepada satu generasi ke generasi lain, menjadi pengingat kita dari mana kita berasal.
Terlebih, membuka mata dan hati kita terhadap keberagaman, cerita yang baru, yang dapat kita lihat dari perbedaan setiap hasilnya.
Film ini dibawakan dengan tenang, seakan kita mengikuti alur proses pembuatan batik tulis yang kini jarang ditemui di kota-kota besar.
Batik hadir sebagai pemersatu antara karakter ibu dan Sekar yang memiliki banyak perbedaan.
Baca Juga: Sambut Hari Batik Nasional, Ini Cara Mudah Bedakan Batik Tulis dan Cetak
Sekar yang tengah jatuh cinta dengan seorang pria pun sebentar lagi harus meninggalkan ibunya karena ingin menikah.
Namun, batik tetap menjadi perekat antar hubungan mereka berdua, walaupun sang ibu takut kehilangan Sekar.
Cerita tersebut merupakan gambaran masyarakat Indonesia yang kini sedang takut terpecah belah karena banyaknya berpedaan dan keputusan masing-masing.
Namun kehadiran batik dipercaya sebagai pemersatu bangsa karena batik adalah warisan budaya nasional dan setiap daerah pasti memilikinya.
Batik menjadi pengingat bahwa perbedaan di tengah masyarakat Indonesia yang sangat heterogen ini dapat disatukan dengan warisan budaya yang sama.