2. Faktor Risiko Genetik
Faktor genetik juga bisa mempengaruhi kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.
Dengan kata lain, penyakit yang dahulunya diderita ibu, nenek, dan bibi dapat memengaruhi kondisi sistem reproduksi kita menjadi rentan terhadap penyakit tersebut.
Misalnya, ibu keluarga A memiliki riwayat kanker ovarium, maka anggota keluarga A tersebut memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium.
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Tips Menjaga Tubuh saat Menopause
3. Memiliki Anak di Usia Lanjut
Sebagian perempuan tidak bisa memiliki anak di usia muda karena berbagai alasan.
Banyak ibu yang memilih bekerja menaikkan usia rata-rata perempuan menjadi ibu yakni di atas 30 tahun.
Para ahli mengungkapkan, semakin banyak ovulasi seorang perempuan selama hidupnya, maka semakin tinggi risiko terkena penyakit ovarium.
Dengan memiliki anak sebelum usia 26 tahun, risiko terkena kanker ovarium dapat berkurang.
Selain itu, perlindungan ini tidak lagi efektif ketika memiliki anak pertama setelah melewati usia 35 tahun.
4. Penggunaan Bedak Talc
Penggunaan bedak talc kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan organ kewanitaan, khususnya kanker ovarium.
Hal tersebut karena bedak talc terdiri dari magnesium silikat yang mengandung zat beracun bernama asbes dan diketahui menyebabkan beberapa jenis kanker termasuk ovarium.