Terkait Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, 5 Hal Ini Pengaruhi Kondisi Ovarium

Ratu Monita - Selasa, 5 Oktober 2021
Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, ini hal yang mengganggu kesehatan ovarium.
Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, ini hal yang mengganggu kesehatan ovarium. pepifoto

Parapuan.co - Salah satu kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang penting untuk diperhatikan adalah kondisi ovarium.

Ovarium menjadi organ reproduksi yang bertugas mengatur fungsi tubuh perempuan seperti menstruasi. Selain itu, organ ini juga bertugas memproduksi hormon estrogen dan progesteron. 

Memiliki fungsi penting, ovarium justru menjadi organ yang rentan terkena penyakit. Hal tersebut juga bisa mengganggu kesuburan perempuan, lho. 

Masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang dapat terjadi pada ovarium antara lain kista ovarium, tumor, hingga kanker ovarium. 

Risiko pernyakit tersebut pun dapat meningkat jika seseorang tidak menjaga kesehatan ovarium dengan baik. 

Baca Juga: Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan dengan Histeroskopi

Melansir dari laman Step to Health, berikut hal yang dapat berdampak buruk pada kesehatan ovarium: 

1. Obesitas

Obesitas dapat meningkatkan risiko kesehatan karena tidak hanya mengubah metabolisme tubuh, tetapi juga memengaruhi hormon.

Ketika tubuh menyimpan lebih banyak lemak, sistem endokrin dapat berubah dan akhirnya menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi.

Banyak ahli mengimbau bahwa perubahan hormon dapat menyebabkan masalah kesehatan organ kewanitaan, mulai dari sindrom ovarium polikistik atau PCOS hingga tumor.

Banyak dokter yang memperingatkan bahwa ketidaksuburan perempuan dikaitkan dengan obesitas.

2. Faktor Risiko Genetik

Faktor genetik juga bisa mempengaruhi kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.

Dengan kata lain, penyakit yang dahulunya diderita ibu, nenek, dan bibi dapat memengaruhi kondisi sistem reproduksi kita menjadi rentan terhadap penyakit tersebut.

Misalnya, ibu keluarga A memiliki riwayat kanker ovarium, maka anggota keluarga A tersebut memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Tips Menjaga Tubuh saat Menopause

3. Memiliki Anak di Usia Lanjut

Sebagian perempuan tidak bisa memiliki anak di usia muda karena berbagai alasan. 

Banyak ibu yang memilih bekerja menaikkan usia rata-rata perempuan menjadi ibu yakni di atas 30 tahun.

Para ahli mengungkapkan, semakin banyak ovulasi seorang perempuan selama hidupnya, maka semakin tinggi risiko terkena penyakit ovarium.

Dengan memiliki anak sebelum usia 26 tahun, risiko terkena kanker ovarium dapat berkurang. 

Selain itu, perlindungan ini tidak lagi efektif ketika memiliki anak pertama setelah melewati usia 35 tahun.

4. Penggunaan Bedak Talc

Penggunaan bedak talc kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan organ kewanitaan, khususnya kanker ovarium. 

Hal tersebut karena bedak talc terdiri dari magnesium silikat yang mengandung zat beracun bernama asbes dan diketahui menyebabkan beberapa jenis kanker termasuk ovarium.

 

Penggunaan bedak talc dalam deodoran juga meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker payudara. 

Fakta bahwa perempuan lebih banyak menderita kanker akibat bedak talek disebabkan oleh penggunaan produk ini pada bayi dan terhirup tanpa disadari.

Penting bagi Kawan Puan untuk selalu memeriksa kandungan bahan-bahan bedak yang digunakan untuk melihat apakah mengandung asbes atau tidak. 

5. Diet Tinggi Lemak

Banyak ahli merekomendasikan untuk mengikuti gaya hidup sehat, termasuk olahraga dan diet seimbang yang bervariasi.

Untuk melakukan diet sehat, tentu saja kamu wajib mengurangi asupan lemak berbahaya.

Ada begitu banyak makanan yang dapat mendorong pertumbuhan tumor, termasuk di indung telur, seperti muffin, kue coklat, dan produk makanan lainnya yang terbuat dari terigu dan garam.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Berkaitan dengan Pola Makan

Oleh karena itu, disarankan untuk meningkatkan konsumsi air, jus alami, buah, dan sayuran.

Hal ini disebabkan karena semua makanan yang kaya lemak dapat mengubah aktivitas estrogen.

Mulai sekarang, perhatikan 5 hal tersebut untuk membantu menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, khususnya ovarium.

(*)

Sumber: Step to Health
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini


REKOMENDASI HARI INI

Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Diperkosa, Kenapa Anak Masih Rentan Jadi Korban Kekerasan?