Tokoh Bapak yang hanya bekerja sebagai petinju amatir dan penjual boneka tidak bisa memenuhi pengobatan yang May butuhkan.
Kejamnya penderitaan May akibat gangguan kesehatan mental yang tak terobati sayangnya adalah gambaran realita kondisi para penyintas kekerasan seksual di Indonesia.
Hampir setiap hari, berita dan isu kekerasan seksual di Indonesia terdengar, dan banyak penyintas yang tidak memiliki previlege masih harus menghadapi trauma setiap harinya seperti karakter May.
Baca Juga: Film Dua Garis Biru: Melihat Pentingnya Keterbukaan dalam Keluarga bagi Anak Remaja
Belajar dari film 27 Steps of May, hal paling sederhana yang dapat kita lakukan adalah membantu para penyintas dengan pendampingan sebagai teman atau kerabat.
Setiap hari adalah perjuangan yang berat bagi kondisi mental para penyintas kekerasan seksual, kehadiran dan dukungan orang-orang di sekelilingnya akan sangat membantu pemulihan secara perlahan.
(*)