"Jika seseorang mengatakan kepada saya bahwa, “anak perempuan tidak melakukan ini”, atau “anak perempuan tidak seharusnya berperilaku seperti ini”, reaksi saya adalah, “saya pasti akan melakukannya”. Saya tidak akan pernah berhenti hanya karena anak perempuan tidak seharusnya melakukan, menjadi, atau berkata seperti yang orang bilang," cerita Priyanka.
Dibalik perjalanan kariernya yang cemerlang, Priyanka juga menempuh berbagai jenjang pendidikan hingga berada di posisi sekarang.
"Saya mengambil gelar Bachelor of Arts dari Delhi University dan setelah itu mengambil gelar Magister Administrasi Bisnis. Saya mulai di Ericsson pada tahun 2010, memimpin pusat pengiriman global ini. Pekerjaan pertama saya 20 tahun yang lalu adalah menjadi HR Executive di perusahaan layanan IT," cerita perempuan yang sebelumnya sempat bekerja di Colt Technologies, Manpower dan STG.
Baginya tidak ada yang salah dengan perempuan yang berkarier di industri teknologi yang banyak didominasi oleh laki-laki.
"Jadi bagi saya, baik itu dalam sektor SDM, Marketing, R&D, tidak ada yang menghentikan wanita untuk memiliki titik awal yang setara dengan seorang pria atau dengan pria. Anda dapat memilih bidang mana yang ingin Anda kejar, buatlah diri Anda siap untuk terjun ke dalamnya, dan buatlah orang dapat melihat apa yang mereka yakini dari berinvestasi pada Anda, dan kerjarlah ambisi Anda. Tetapi secara pribadi, untuk semua wanita muda, selalu percayalah pada diri Anda," pesan Priyanka.
Baca juga: Cerita Sosok Ilmuwan Citra Indriani Temukan Passion sebagai Peneliti
Tak pelit ilmu, Priyanka kemudian membagikan tips bagi perempuan yang ingin memulai kariernya di bidang human resources.
"Jangan pernah terganggu oleh para penentang. Jangan pernah. Karena jika orang mengatakan tidak, sangat penting bagi Anda untuk menantang diri sendiri, jangan teralihkan oleh kata tidak. Tugas orang adalah mengatakan tidak, dan tugas Anda adalah mengatakan, “Mengapa tidak?,” tutur Priyanka.
Wah, sosok Priyanka Anand ini sungguh inspiratif ya Kawan Puan!
Meski ia perempuan, ia tetap semangat dan tak takut berkarier di industri yang banyak di dominasi laki-laki. (*)